S&P 500 secara keseluruhan tidak terlihat sekuat itu. Laba indeks ini mungkin akan datar dan diperkirkan turun sekitar 5% tanpa lima perusahaan big tech tersebut.
“Sangat penting bagi saham-saham teknologi besar untuk mencapai kinerja yang baik dan meningkatkan kepercayaan investor secara lebih luas,” kata Gary Bradshaw, manajer portofolio Hodges Capital Management.
“Pasar [Wall Street] memperkirakan pendapatan akan baik secara keseluruhan. Saham-saham teknologi besar memiliki kemampuan untuk memimpin pasar di kuartal terakhir tahun ini."
Lonjakan suku bunga telah mengguncang pasar bulan ini ditambah dengan imbal hasil Treasury 10 tahun berada di level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Laporan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan membuat investor bersiap-siap jika bank sentral (the Federal Reserve/the Fed) mempertahankan kebijakan yang ketat dan berpotensi menaikkan suku bunga lagi. Latar belakang tersebut membuat pembicaraan potensi resesi kembali hadir dan hal ini semakin meningkat akibat konflik di Timur Tengah.
Saham-saham teknologi pun melemah akibat hal tersebut,vindeks perusahaan teknologi Nasdaq 100 yang sarat dengan perusahaan teknologi pun jatuh selama dua bulan berturut-turut. Namun saham sektor ini masih mengungguli pasar secara keseluruhan.
Netflix Inc. dan Tesla Inc. dijadwalkan akan merilis laporan keuangannya Rabu (18/10/2023). Alphabet, Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms Inc. pada minggu berikutnya. Apple mengumumkan pada 2 November dan Nvidia 21 November.
Setelah pendapatan kuartal kedua yang kuat, “kita perlu melihat hal yang sama pada hasil kuartal ketiga dalam jumlah lebih banyak lagi,” kata Mike Bailey, direktur riset FBB Capital Partners. Mengingat bobotnya yang besar, “Patut diduga kuat pasar lain akan mengikuti pemimpin ketika pendapatan teknologi besar dirilis pada kuartal ini.”
Bailey mengatakan bahwa ia melihat "peluang rendah pendapatan perusahaan teknologi akan turun pada kuartal ini."
Secara historis para investor memiliki alasan kuat untuk optimis karena dalam satu abad terakhir S&P 500 telah menguat sekitar dua pertiga selama musim laporan keuangan.
Tantangan di Depan Mata
Salah satu potensi hambatan untuk reli yang dipicu oleh pendapatan ini adalah mungkin banyak kabar baik yang diantisipasi ini sudah diperhitungkan sebelumnya. Alphabet dan Amazon naik lebih dari 50% tahun in. Apple dan Microsoft naik hampir 40%.
Selain ekspektasi laba yang meningkat, saham-saham ini diuntungkan oleh taruhan bahwa raksasa teknologi memiliki posisi terbaik untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) generatif . Hal ini terlepas dari Nvidia, yang sahamnya naik tiga kali lipat di 2023 — dan menjadi satu-satunya yang menunjukkan peningkatan finansial yang substansial dari tren ini.
Sumber kekhawatiran bagi para investor kini adalah valuasi saham perusahaanperusahaan teknologi bear ini masih tetap tinggi meski terjadi penurunan belakangan. Apple dan Microsoft masing-masing dihargai sekitar 27 dan 29 kali estimasi pendapatan, jauh di atas rata-rata selama satu dekade terakhir.
Kim Forrest, pendiri dan kepala investasi Bokeh Capital mengatakan harga saham yang mahal memberi tekanan pada perusahaan untuk menghasilkan pendapatan lebih besar.
“Mereka harus terus menerus menghasilkan laba atau mereka akan kehilangan perhatian dari para investor. Seseorang harus terus membeli, dan valuasi yang tinggi ini harus dijustifikasi,” jelas Forrest dalam sebuah wawancara.
(bbn)