AS melihat "risiko eskalasi yang nyata di perbatasan utara" Israel, kata Sullivan dalam acara This Week di ABC, meskipun ia mengatakan kepada CBS bahwa tidak ada informasi intelijen baru yang spesifik yang menunjukkan bahwa risiko eskalasi oleh Iran telah meningkat.
Iran memperingatkan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Minggu bahwa jika "kejahatan perang dan genosida Israel tidak segera dihentikan, situasinya dapat menjadi tidak terkendali."
Akan ada "konsekuensi yang luas," demikian misi Iran untuk PBB yang diposting di X, situs media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Presiden Iran Ebrahim Raisi pun telah membahas konflik Israel-Hamas dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah panggilan telepon pada hari Minggu.
"Jika kejahatan Israel, termasuk pembunuhan terhadap rakyat dan pengepungan Gaza tidak berhenti, situasinya bisa menjadi rumit dan tempat kejadian akan meluas," kata Raisi seperti dikutip oleh kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.
Israel telah bersumpah untuk membasmi Hamas sebagai pembalasan atas serangan akhir pekan lalu, yang menewaskan sekitar 1.300 orang dan puluhan lainnya diculik.
Serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan Israel di Jalur Gaza akan menjadi tambahan dari pengeboman udara yang intens setelah serangan tersebut, yang menurut pihak berwenang Gaza telah menewaskan 2.200 orang.
Presiden Joe Biden pada hari Sabtu menelepon para pemimpin Israel dan Palestina untuk membahas upaya-upaya untuk memastikan akses ke air, makanan, dan perawatan medis bagi warga sipil yang tinggal di Gaza.
Sementara Sullivan mengatakan bahwa AS sedang berupaya untuk mengamankan kembalinya para sandera dan membuka sebuah koridor agar warga sipil dapat melarikan diri dari Gaza. Meski, Dia mengatakan, Gedung Putih tidak mendikte permintaan khusus kepada Israel untuk menunda operasi militernya.
"Saya tidak akan masuk ke dalam percakapan pribadi kami dengan pihak Israel, tetapi kami tidak mencampuri perencanaan militer mereka atau mencoba memberikan instruksi atau permintaan khusus untuk perencanaan militer mereka," kata dia dalam acara Meet the Press di NBC.
Sullivan juga membantah laporan bahwa pembicaraan antara Israel dan Arab Saudi untuk membangun hubungan diplomatik telah dihentikan secara resmi, meskipun ia mengakui bahwa fokus di wilayah tersebut adalah pada situasi saat ini.
"Tidak ada semacam jeda formal," katanya kepada NBC. "Namun tujuan jangka panjang dari kawasan Timur Tengah yang lebih damai dan lebih terintegrasi, termasuk melalui normalisasi, tetap menjadi fokus kebijakan luar negeri AS."
Gedung Putih juga merencanakan "keterlibatan yang intens" dengan Kongres dalam beberapa hari mendatang mengenai permintaan paket pengeluaran tambahan yang akan mencakup permintaan bantuan untuk Ukraina dan Israel, kata Sullivan.
Permintaan tersebut, yang diperkirakan akan secara resmi diumumkan minggu ini. Besarannya akan "secara signifikan lebih tinggi" daripada bantuan sebesar US$2 miliar untuk sistem pertahanan Iron Dome Israel yang termasuk dalam legislasi yang diumumkan minggu lalu oleh kelompok bipartisan anggota parlemen.
(bbn)