Logo Bloomberg Technoz

“Pemerintah Israel tidak menghormati konvensi internasional mengenai hak kembalinya pengungsi. Jadi tidak ada harapan apa pun, bahwa setelah pemboman berhenti, warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka,” tambah Hawari.

Suara-suara pembelaan terhadap nasib Palestina dari seluruh penjuru dunia semakin keras terdengar. Berbagai aksi turun ke jalan berlangsung di berbagai kota besar di seluruh dunia. Mulai dari New York, Tokyo, Sydney, Istanbul, Jakarta, hingga Kairo, Mesir, menyuarakan kecaman pada Israel dan meminta dunia berpihak pada kemanusiaan.

Di Indonesia, aksi Solidaritas Palestina berlangsung di berbagai kota Jumat lalu dari Yogya, Solo, Makasar, Medan hingga Jakarta. 

Di New York, yang menjadi pusat lingkungan komunitas Yahudi terbesar di dunia di luar Israel, juga ramai oleh aksi solidaritas bagi Palestina. 

Beberapa blok Times Square dipadati oleh para pengunjuk rasa yang sebagian besar berusia muda dan juga berusia lanjut, beberapa di antaranya membawa bendera Palestina atau mengenakan keffiyeh, dan para pemimpinnya menggunakan megafon, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.

Para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan, “Dari sungai hingga laut, Palestina akan bebas” - From river to the sea, Palestine will be free- slogan menyerukan kesetaraan antara warga Palestina dan Israel, namun organisasi-organisasi Yahudi mengecamnya sebagai anti-Semit.

Warga yang turun ke jalan menyuarakan keadilan bagi Palestina dengan membawa bendera Palestina dan pamflet-pamflet bertuliskan "Israel is The Terorist". 

Aksi solidaritas membela Palestina berlangsung di New York, 13 Oktober 2023 (Bloomberg)

Kota megapolitian itu telah bersiaga sebagai persiapan menghadapi protes dan kehadiran polisi serta patroli ditingkatkan dalam apa yang oleh sebagian orang disebut sebagai Hari Aksi Internasional untuk Palestina.

Protes tersebut sebagian besar berakhir damai, namun beberapa lusin orang dilaporkan ditangkap sepanjang hari, dan di depan rumah Schumer, ketika petugas polisi mencoba membubarkan massa.

"Saya merasa ini adalah tugas saya, bukan hanya sebagai seorang Muslim, tapi juga sebagai manusia, untuk melihat semua orang muncul karena kejahatan yang dilakukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina,” Laibah Faiaz, seorang remaja berusia 21 tahun, pengunjuk rasa di New York.

“Tidak ada seorang pun yang mengakui skala kehancuran yang mereka timbulkan terhadap orang-orang yang tidak bersalah ini,” tambahnya.

Anas Amireh, seorang pengusaha berusia 51 tahun dan putra seorang imigran Palestina, mengatakan bahwa menanggapi pembunuhan orang tak berdosa di Israel dengan “aksi genosida lain… di Jalur Gaza adalah perang kriminal dan itu salah”.

Hamas, kelompok politik dan bersenjata Palestina yang menguasai Jalur Gaza, melancarkan serangan kejutan terbesarnya terhadap Israel pada Jumat lalu yang menewaskan sedikitnya 1.300 warga Israel dan warga negara asing.

Israel sejak itu terus menggempur daerah kantong Gaza dan telah membunuh sedikitnya 1.900 warga Palestina, termasuk banyak perempuan dan anak-anak.

Warga Palestina membawa jenazah korban menyusul pemboman Israel di Kota Gaza, Gaza, Sabtu, (7/10/2023). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Israel telah menghentikan pasokan air bersih di Gaza yang mengancam kelangsungan hidup jutaan warga di Gaza. Israel juga telah memerintahkan warga Gaza untuk angkat kaki dari tanah mereka sejurus dengan rencana mereka melangsungkan serangan lebih massif melalui darat, udara hingga laut. Amerika juga telah membantu Israel dengan mengirimkan dua kapal induk bertenaga nuklir.

Nakba 1948 kembali terulang. Yaitu ketika ratusan ribu rakyat Palestina terusir dari tanah mereka sendiri ketika negara Israel diumumkan berdiri 75 tahun lalu. 

Sebelumnya beberapa pemimpin dunia menyerukan kecaman pada Israel dan sekutu terbesarnya Amerika.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Amerika "mengipasi api" konflik Palestina dan Israel. Tindakan AS mengirim dua kapal induk mendekat ke wilayah konflik menurut Erdogan adalah bentuk sikap 'memanasi' apa yang sudah menyala. 

Erdogan juga menuduh Barat tidak bertindak melampaui batas kemanusiaan di tengah konflik di Jalur Gaza.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, masalah Palestina ada di hati setiap muslim di dunia dan di hati orang yang menilai kesemua itu sebagai bentuk ketidakadilan.

"Masalah Palestina ada di hati setiap orang di wilayah ini. Ya, saya percaya bahwa di hati setiap orang yang memeluk Islam... Segala sesuatu yang terjadi – tidak hanya sekarang, tetapi selama beberapa dekade – dianggap sebagai manifestasi ketidakadilan yang meningkat," kata Putin saat berbicara di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, seperti dikutip dari Anadolu Agency

Ia menegaskan sebagian tanah yang selalu dianggap oleh orang Palestina sebagai tanah Palestina asli, diambil oleh Israel.

(bbn)

No more pages