"Kita benar-benar fokus untuk merampingkan dan meraih size dari biaya tersebut," lanjutnya. Untuk meraih target profitabilitas, GoTo akan terus mengembang produk layanan berbasis digital (ecosystem product growth) seperti On-Demand Services, E-Commerce, dan Financial Technology.
RHB Sekuritas Indonesia dalam laporan risetnya awal bulan ini menilai GOTO memiliki modal utama, yakni ekosistem digital terbesar. Nilainya mencapai 2% dari PDB Indonesia. Nilai transaksi kotor perseroan hingga September 2022 juga naik 38% menjadi Rp 451 triliun, dengan total pengguna aktif 67 juta, meningkat 21,8%.
Meski terdapat aturan kenaikan batas atas tarif sebesar 6%-13% dan aturan penurunan komisi 50 bps, RHB meyakini tren pertumbuhan usaha GOTO tetap stabil. Pasalnya masih ada demand yang tinggi dari pada konsumen GOTO.
Kenaikan biaya komisi 50 bps dari Tokopedia juga membuat pendapatan komisi e-commerce berpotensi naik. “Kami perkirakan pendapatan grup masih dapat meningkat di 2023 mengingat kontribusi GTV (nilai transaksi kotor) e-commerce yang mencapai 39,7% (jasa transportasi di 8,9%),” tulis RHB dalam laporan yang dipublikasikan 7 Februari.
Department Riset Bloomberg Technoz menilai, para pelaku pasar merespon positif terhadap pernyataan manajemen GOTO yang optimis akan mencatatkan EBITDA positif pada 2023-2025. Hal ini tercermin dari tren kenaikan harga sahamnya selama sepekan ini sebesar 18%.
“Secara teknikal pergerakan saham GOTO cenderung tertahan di level support MA-50nya. Dengan saat ini berada pada level di atas MA-5 dengan tren volume yang menguat, mengindikasikan kenaikan harga saham GOTO akan berlanjut,” ujar Muhammad Julian Fadli, tim riset Bloomberg Technoz.
Saham GOTO pada akhir sesi 2 perdagangan akhir mencatatkan kenaikan 4 poin atau 3,3% ke posisi Rp 125/lembar dengan nilai transaksi sepanjang hari Rp 887,7 miliar dengan volume 71,19 juta saham yang ditransaksikan.
(ibn/wep)