Sahroni lantas menyayangkan asumsi lembaga antirasuah itu bahwa ada aliran uang darihasil korupsi SYL, yang dinilai merugikan nama baik partai lantaran bukti yang belum tentu benar tetapi telah disampaikan melalui ruang publik.

"Yang saya sayangi lagi, kenapa mesti seolah-olah penyampaian Pak Alex ini tendensius ke partai kami. Kenapa benci benar? Kok seolah-olah kita ini busuk banget,"tuturnya.

Sebelumnya, Alex mengatakan bahwa dengan temuan KPK itu, pihaknya bakal menelusuri laporan awal yang berasal dari data intelejen PPATK tersebut.

Hal ini dinilai penting karena LHA PPATK bukan barang bukti yang bisa digunakan KPK menjerat para tersangka di pengadilan.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan tiga orang tersangka yaitu SYL, Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta. Ketiga bersama-sama mengumpulkan duit dari para pejabat di Kementan dengan nominal US$4.000-10.000 atau setara Rp60-150 juta per orang per bulan.

Pungutan wajib ini dikumpulkan para tersangka pada periode 2020-2023. Selama periode tersebut, SYL setidaknya mengumpulkan Rp13,9 miliar. Dana tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan SYL dan keluarga pribadinya.

(ibn/ggq)