Logo Bloomberg Technoz

Kebangkitan Pasar Negara Berkembang Masih Tertahan

Ruisa Khoiriyah
09 January 2023 14:57

Grafis IHSG Bursa (Dok Pixabay)
Grafis IHSG Bursa (Dok Pixabay)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peluang perkembangan ekonomi China dan berbalik arahnya kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve, mengungkit harapan kebangkitan pasar finansial di negara-negara berkembang (emerging market). Performa pasar saham, mata uang dan obligasi di emerging market terus meroket selama pekan lalu hingga tercatat sebagai performa terbaik kuartalan sejak 2020.

Namun, harapan itu sedikit tertahan karena beberapa faktor. Di antaranya adalah terkait kekuatan mata uang emerging market. Devaluasi mata uang yang terjadi di Mesir memberi sinyal masih tingginya volatilitas mata uang negara-negara berkembang.

Belum lagi bila melihat apa yang terjadi di Turki di mana lira, mata uang mereka, terperosok ke level terendah dalam sejarah. Di Brasil, gejolak politik juga kian memanas antara pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro dengan pendukung presiden yang baru terpilih Luiz Inacio Lula da Silva.

Brendan McKenna, analis Wells Fargo Securities spesialisasi pasar negara berkembang, mempercayai, aset-aset dari emerging market berpotensi untuk mencetak kinerja mengesankan tahun ini. Namun, untuk ke sana, tetap dibutuhkan kemampuan menoleransi tekanan-tekanan tersebut. Pendekatan terbaik yang bisa diterapkan oleh investor adalah "taktis dan selektif".

Sumber: Bloomberg

Tekanan yang dihadapi oleh mata uang negara berkembang terutama berasal dari ketidakjelasan langkah The Fed perihal suku bunga. Jika pada akhirnya The Fed masih akan terus mengerek suku bunga, itu akan memberikan pengetatan pasar finansial melampaui yang seharusnya diterima oleh pasar.