Tambahan 4 miliar euro untuk patungan membeli amunisi ini dapat dimasukkan ke Fasilitas Perdamaian Eropa UE yang ada, yang saat ini digunakan untuk refund uang dukungan militer negara-negara itu ke Ukraina.
“Ini adalah arah strategis yang perlu kita capai seminimal mungkin,” kata Kusti Salm, sekretaris tetap di Kementerian Pertahanan Estonia.
Ia mengatakan Eropa saat ini tidak dapat memenuhi produksi tersebut. “Kami cukup yakin bahwa industri mampu melakukan ini ketika sinyal permintaan dan kontrak ada. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan ini adalah dengan melakukan investasi dan membuatnya sekarang.”
Ukraina saat ini menggunakan rata-rata antara 60.000 dan paling banyak 210.000 butir amunisi per bulan, namiun industri pertahanan Eropa hanya memiliki kapasitas untuk memproduksi sebanyak 25.000 peluru dalam jangka waktu yang sama. Perlu makan waktu selama empat tahun untuk memenuhi kebutuhan Kyiv. Sementara itu, Rusia menembakkan sekitar 20.000-60.000 peluru sehari, kata Estonia dalam dokumen itu.
Stok Amunisi Tertekan
Sumber amunisi telah menjadi faktor penting di Ukraina menyusul upaya pasukan Kyiv melawan serangan baru Rusia dan mempersiapkan serangan balasan di musim semi. Dengan kedua belah pihak memiliki amunisi dalam jumlah besar, perang telah menekan stok amunisi sekutu NATO dan membuka celah untuk produksi.
Negara-negara NATO berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksi dan telah sepakat untuk meningkatkan pedoman penimbunan amunisi untuk merencanakan potensi konflik di masa depan dengan lebih baik. Namun, negara-negara Eropa masih lamban dalam menjalankan jalur produksi dengan perusahaan mengeluh kekurangan kontrak.
Salm mengatakan bahwa persediaan Rusia, yang juga berada di bawah tekanan, kapasitasnya masih berkali-kali lipat dari Eropa, dengan industrinya mampu memproduksi 1,7 juta peluru artileri 152mm setiap tahun sebelum perang.
Negara-negara Eropa lainnya, termasuk Belanda, juga menyerukan pengadaan lebih banyak senjata dan amunisi bersama sebagai cara untuk menjaga harga tetap rendah tetapi juga untuk mengirimkan sinyal yang jelas kepada industri untuk mempercepat produksi. Proposal tersebut akan menguntungkan pertahanan Eropa dalam jangka panjang karena akan memberikan prediktabilitas bagi industri dan menciptakan kapasitas yang dibutuhkan untuk memperbaharui stok, tulid dokumen Estonia.
Ditanya tentang pengadaan senjata bersama Eropa ini, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan pekan ini bahwa hal itu dapat dilakukan tetapi ia mempertanyakan seberapa cepat itu bisa dilakukan untuk membantu Ukraina.
"Kami melanjutkan upaya kami untuk mendapatkan amunisi dan suku cadang di mana pun kami bisa mendapatkannya,” kata Boris kepada wartawan di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels,
Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas minggu lalu meminta para pemimpin Uni Eropa untuk segera mengeksplorasi proposal pengadaan untuk membeli amunisi dari industri mereka untuk mendukung Ukraina. Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan setelah pertemuan puncak di Brussel bahwa blok tersebut akan memberikan proposal pada bulan Maret ketika para pemimpin bertemu berikutnya.
Diplomat top Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pekan ini topik tersebut akan dibahas ketika para menteri luar negeri berkumpul di Brussel pada hari Senin (20/02/2023).
(bbn)