Keyakinan itu mulai pudar usai Menteri Luar Negeri Iran memperingatkan bahwa militan yang didukung Teheran dapat membuka front baru dalam perang Israel melawan Hamas jika blokade Gaza terus berlanjut, Jumat lalu. Israel pun nampaknya tak akan menggubris dengan tetap melancarkan serangan darat oleh pasukan militernya mulai dari Utara Gaza.
Para trader mencoba untuk memperhitungkan potensi perang yang akan melibatkan Iran, pemasok senjata dan uang untuk Hamas, dan risiko gangguan pada aliran yang lebih luas. Meskipun sejauh ini pasokan belum terpengaruh secara signifikan, para trader mengatakan reli pada hari Jumat mengindikasikan bahwa para investor menghapus taruhan bearish sebelum akhir pekan.
"Harga minyak mentah menguat karena pasar minyak yang sudah ketat sekarang harus menghadapi lebih banyak ketidakstabilan geopolitik," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda. "Tampaknya para pedagang energi yakin bahwa kita akan melihat beberapa gangguan pasokan terkait konflik dalam waktu dekat."
Pada hari Kamis, Amerika Serikat pun mengambil langkah pertama dalam menegakkan sanksi-sanksi yang dijatuhkannya pada aliran minyak Rusia. Dua kapal dijatuhi sanksi karena melanggar batas harga minyak mentah Rusia, sebuah langkah yang telah membuat pasar tanker ketakutan.
Harga Minyak Mentah
WTI untuk pengiriman November naik US$4,78 menjadi menetap di US$87,69 per barel di New York.
Brent untuk penyelesaian Desember naik US$4,89 menjadi menetap di US$90,89 per barel.
(bbn)