Langkah KIM meminang Gibran memang terganjal dua masalah. Pertama, usia Gibran belum memenuhi batas usia capres dan cawapres yaitu minimum 40 tahun. Akan tetapi, persoalan ini bisa selesai jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan uji materi usia capres-cawapres, Senin (16/10/2023). Kedua, Gibran terdaftar sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pemilu 2024.
Sedangkan nama bakal cawapres Prabowo yang berasal dari luar Jawa diperkirakan merujuk pada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang lahir dari orang tua asal Lampung, Teddy Thohir. Nama Ketum PSSI ini juga cukup sering disandingkan dengan Prabowo karena memiliki komitmen yang sama untuk melanjutkan seluruh kebijakan dan arah pemerintahan Jokowi.
Erick juga bisa dianggap sebagai nama bakal cawapres dari Jawa Barat karena ibunya peranakan Sunda. Akan tetapi, tokoh lain yang lebih kental dengan Jawa Barat adalah kader Partai Golkar Ridwan Kamil. Sosok ini bahkan pernah dilirik PDIP untuk mendampingi Ganjar agar bisa mengumpulkan suara di wilayah Jawa Barat.
Bakal cawapres dari Jawa Timur bisa merujuk pada sejumlah nama yang juga sering dikaitkan dengan prabowo. Pertama, Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang lahir di Surabaya, Jawa Timur. Akan tetapi, orangtuanya, Hartarto Sastrosoenarto adalah menteri era Presiden Soeharto asal Klaten, Jawa Tengah.
Nama lainnya merujuk pada wilayah Jawa Timur adalah Khofifah Indar Parawansa yang memang menjadi incaran sejumlah koalisi. Gubernur Jawa Timur ini dianggap tokoh strategis untuk mengumpulkan suara dari kelompok Nahdatul Ulama dan masyarakat Jawa Timur. Terutama, usai koalisi Perubahan untuk Persatuan menyandingkan capres Anies Baswedan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Ketiga adalah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY yang adalah putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, kelahiran Pacitan, Jawa Timur. Meski sudah tak berkuasa, SBY masih memiliki basis pendukung di tanah kelahirannya tersebut. Partai Demokrat sendiri sempat berkukuh ingin ketumnya tersebut menjadi cawapres, meski belakangan mulai luluh.
(ibn/frg)