Terdakwa pembunuh Shinzo Abe mengatakan kepada polisi bahwa dia termotivasi oleh hubungan mantan PM dengan gereja tersebut, yang dia salahkan atas kebangkrutan keluarganya karena menerima sumbangan berlebihan dari ibunya.
Insiden ini menarik perhatian baru terhadap kelompok tersebut, yang sebelumnya memiliki daftar putusan pengadilan yang menentang metode pengumpulan dananya. Ini juga mengungkap sejauh mana keterkaitan gereja dengan Partai Demokrat Liberal yang sudah lama berkuasa.
PM Fumio Kishida telah berusaha menjaga jarak dari gereja tersebut guna memperkuat dukungan publik yang menurun kurang dari satu tahun sebelum pemilu Partai Demokrat Liberal. Dia mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa keputusan untuk meminta perintah pengadilan "didasarkan pada hukum dan fakta objektif."
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Jiji Press yang diterbitkan pada hari Kamis menemukan bahwa lebih dari 78% responden mendukung pembubaran kelompok itu, yang sekarang secara resmi dikenal sebagai Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Unifikasi Dunia. Sementara sedikit lebih dari 3% mengatakan mereka menentang gagasan tersebut.
Menteri Kebudayaan Masahito Moriyama mengatakan bahwa kelompok tersebut telah terbukti merusak kehidupan masyarakat di Jepang sejak tahun 1980-an.
Dilaporkan oleh jaringan TV ANN pada hari Rabu mengutip sumber, pemerintah juga sedang mempertimbangkan sebuah undang-undang yang akan memungkinkan penyitaan aset milik kelompok tersebut untuk memastikan tersedianya dana bagi kompensasi korban. ANN melaporkan bahwa perkiraan nilai aset tersebut sekitar 10 miliar yen atau setara Rp1 triliun.
Perintah pembubaran akan menjadi yang ketiga di Jepang sejak Perang Dunia II, salah satunya adalah kelompok kultus Aum Shinrikyo yang melakukan serangan gas beracun di kereta bawah tanah Tokyo pada tahun 1995.
(bbn)