Kim menjadi perhatian baru AS setelah melakukan perjalanan ke Rusia bulan lalu untuk bertemu dengan Vladimir Putin, yang Washington katakan akan meningkatkan transfer senjata dari Pyongyang untuk perang Kremlin di Ukraina. Namun, Korea Utara dan Rusia telah menyangkal klaim tersebut.
Akan tetapi, serangan Hamas terhadap Israel bulan ini telah mengalihkan perhatian AS untuk mendukung mitra lamanya di Timur Tengah. Konflik tersebut juga mengalihkan perhatian dari hubungan antara Korea Utara dan Rusia. Putin berjanji membantu program antariksa Korea Utara ketika mereka bertemu, tetapi AS telah mengatakan bahwa jenis teknologi seperti itu bisa memajukan program rudal balistik Korea Utara.
Sebuah laporan kongres AS yang dikeluarkan minggu ini menyatakan bahwa Korea Utara telah berupaya mendiversifikasi kekuatan nuklirnya, meningkatkan kemungkinan untuk mengirimkan hulu ledak nuklir ke AS dan menyerang sekutu-sekutu Amerika di Asia.
"Korea Utara sedang bersiap mengerahkan rudal antarbenua bersenjata nuklir dalam jumlah yang memadai, yang berpotensi dapat menantang pertahanan rudal balistik berbasis darat di AS," demikian laporan dari Komisi Kongres tentang Postur Strategis Amerika Serikat.
Pyongyang telah menembakkan 28 misil balistik dan dua roket antariksa sepanjang tahun ini. Itu termasuk empat rudal balistik antarbenua yang dapat mencapai daratan AS. Rezim Kim meluncurkan lebih dari 70 misil balistik tahun lalu, yang merupakan rekor bagi negara tersebut.
Korea Utara terakhir kali meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek tepat sebelum pertemuan antara Kim dan Putin pada 13 September di pusat antariksa Vostochny Cosmodrome di wilayah Amur. Korea Utara telah mendukung Moskow selama invasi Ukraina, dan Kim menggunakan pertemuan tersebut untuk menawarkan dukungan pribadinya kepada Putin.
Dilaporkan oleh surat kabar terbesar Korea Utara, Rodong Sinmun, pada hari Kamis, pekan ini Kim menerima pesan dari Putin dalam rangka merayakan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik. Dia mengatakan pertemuan tersebut akan membantu "mengembangkan kerja sama bilateral yang konstruktif" antara keduanya.
(bbn)