Tingkat imbal hasil instrumen baru itu masih lebih tinggi dibandingkan SBN tenor 2 tahun yang sore ini terpantau di kisaran 6,30%.
Minat yang rendah di instrumen tenor pendek yang memberikan yield tinggi itu, semakin menggarisbawahi kelesuan pasar fixed income yang hari ini terbebani sentimen buruk dari pasar global. Sampai jelang penutupan perdagangan hari ini, yield atau tingkat imbal hasil INDOGB mayoritas naik mengindikasikan penurunan harga obligasi negara.
Yield tenor 7 tahun mencatat kenaikan terbanyak 2,6 bps, sementara tenor 10 tahun yang menjadi benchmark terlihat tidak bergerak dengan harga terakhir masih mengacu pada harga penutupan hari Kamis kemarin di 6,73%.
Tekanan pada pasar obligasi hari ini berlangsung sejak awal perdagangan dan sempat menyeret rupiah melemah ke Rp15.732/US$. Namun, jelang penutupan perdagangan hari ini, rupiah terlihat melawan dan berhasil membukukan penguatan ke Rp15.683/US$ sampai pukul 14:49 WIB.
(rui/aji)