Logo Bloomberg Technoz

Saham Asia Diproyeksikan Tertekan Imbas Bursa Saham AS

News
17 February 2023 08:55

Ilustrasi aktivitas ekonomi di pasar Asia (dok Bloomberg)
Ilustrasi aktivitas ekonomi di pasar Asia (dok Bloomberg)

Rob Verdonck and Tassia Sipahutar - Bloomberg News

Bloomberg - Pasar saham Asia bergerak pada zona merah pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat (17/2/2023) setelah komentar dari dua pejabat Federal Reserve yang menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga 50 basis poin untuk melawan inflasi yang tetap tinggi.

Pasar saham Jepang, Korea Selatan, dan Australia kompak melemah pada akhir pekan ini, sementara kontrak berjangka saham Hang Seng Hong Kong menunjukkan kenaikan tipis. Tren penurunan terus terjadi pada pasar Saham Asia. Kontrak berjangka untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 turun setelah indeks acuan di Wall Street semalam tergelincir lebih dari 1% pada Kamis.

Indeks nilai tukar dolar menguat terhadap semua mata uang rekan-rekan G-10, sementara yuan China, mencatatkan penurunan dalam enam hari secara berturut-turut. Surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) mengalami koreksi tipis. Imbal hasil pada surat utang dua tahunan dan sepuluh tahunan mencapai level tertinggi pada 2023 sepanjang minggu ini.

Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta Mester, mengatakan bahwa ia telah melihat "Argumen ekonomi yang kuat" untuk menetapkan kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi. Presiden St. Louis, James Bullard, juga mengatakan bahwa ia tidak akan menolak untuk mendukung kenaikan setengah persentase poin pada pertemuan The Fed selanjutnya pada Maret.