Sejauh ini, kata Hilmi, ongkos produksi gas Medco di Blok Corridor masih dapat ditekan di bawah US$10 per barel ekuivalen. Dengan demikian, dia masih optimistis perusahaan dapat terus mempertahankan produksi di level setinggi mungkin.
"Salah satu kelebihan perusahaan seperti Medco ini adalah kemampuan kami untuk mempertahankan produksi di lapangan yang sudah mature, dan kami sudah membuktikan itu berkali-kali," ujarnya.
Meski demikian, Hilmi menambahkan, perusahaan akan tetap menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah terkait dengan penetapan harga gas di Blok Corridor, sebagai pengambil kebijakan.
"Sebagai produsen upstream, kami [hanya] berusaha untuk memproduksi sebanyak mungkin, seefisien mungkin. Urusan alokasi dan harga, itu adalah urusan pemerintah," lanjutnya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya juga telah menerima alasan penyebab kontraktor hulu migas itu berencana mengusulkan kenaikan harga gas.
Namun, rencana usulan itu perlu dipertimbangkan matang-matang, lantaran pemerintah saat ini sedang menggenjot program penghiliran, yang mengamanatkan harga energi yang mesti kompetitif.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pemerintah pun telah menegaskan tidak akan menaikkan harga gas hulu, serta tetap memperhatikan kebijakan yang menguntungkan kedua belah pihak.
"Kita lihat jalan keluar apa yang bisa dilakukan untuk supaya harga hilirnya tidak dinaikkan," ujar Dwi.
(wdh)