Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz juga pada hari ini memilih untuk mencoba mengakses Stasiun Halim Ka WHOOSH melalui LRT Jabodebek. Dari stasiun Halim LRT Jabodebek, penumpang setidaknya harus berjalan sekitar 3-4 menit untuk mengakses Stasiun Halim KA WHOOSH. Namun, kedua stasiun tersebut memang saling terintegrasi sehingga penumpang tidak perlu keluar dari stasiun tersebut. 

Setelah berangkat dari Stasiun Halim pada 08.44 WIB, KA WHOOSH tiba di Stasiun Padalarang pada pukul 09.12 WIB. Adapun keberangkatan kereta lebih cepat 1 menit dari jadwal yang tertera dalam tiket, yakni pukul 08.45 WIB. 

Berbeda dengan ketika sebelum peresmian, penumpang bisa memesan tiket untuk turun di Stasiun Padalarang dan melanjutkan perjalanan ke Bandung dengan menggunakan KA Feeder rute Padalarang, Cimahi dan Bandung. Kereta berhenti selama 4 menit dan kembali melanjutkan perjalanan ke Stasiun Tegalluar pada pukul 09.16 WIB. Kereta pun tiba lebih cepat 1 menit dibandingkan yang tertera dalam tiket, yakni tiba di Tegalluar pada pukul 9.30 WIB. Dengan kata lain, perjalanan dari Stasiun Halim ke Stasiun Tegalluar memakan waktu 46 menit. 

Bloomberg Technoz mengelilingi Stasiun Tegalluar. Interior dari Stasiun Tegalluar terlihat lebih mewah dibandingkan Stasiun Halim. Apalagi, Stasiun Tegalluar memiliki langit - langit tinggi (high ceiling) dengan konsep terbuka yang membiarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan. Sama seperti Stasiun Halim, Stasiun Tegalluar memiliki fasilitas dasar seperti Mesin Tiket, Ruang Tunggu, dan Ruang VIP. 

Berdasarkan pantauan di lokasi, penumpang yang turun di Stasiun Tegalluar juga bisa melihat Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). 

Selain itu, Stasiun Tegalluar telah terintegrasi dengan shuttle Bus Damri dan Summarecon. Tepat di depan pintu keluar Stasiun Tegalluar, bus shuttle Damri dan Summarecon telah menyambut penumpang KA WHOOSH. Beberapa penumpang juga terlihat melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus yang telah tersedia. 

Stasiun Geloran Bandung Lautan Api dilihat dari Stasiun Tegalluar. (Bloomberg Technoz/Dovana Hasiana).

2. Penggunaan Tiket 

Berbeda saat pertama kali uji coba pada Jumat (15/9/2023), hari ini KA WHOOSH sudah menerapkan penggunaan tiket. Dalam tiket tersebut, tertera stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan akhir yang akan dituju dan dilengkapi dengan barcode. 

Adapun penumpang memiliki 2 opsi penggunaan tiket, yakni tiket yang dicetak fisik atau melalui QR Code. 

“Untuk penumpang yang memiliki bukti transaksi itu nanti bisa ke mesin tiket untuk cetak tiket fisiknya. Ada yang mendapatkan bukti transaksi bisa ke Whatsapp atau Email. Kalau Whatsapp, dapet kode untuk bisa  dicetak ke mesin tiket. Sedangkan yang email langsung dapet QR Code. Tentu lebih mudah,” ujar Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti saat ditemui di Stasiun Halim KA WHOOSH, Jumat (13/10/2023).

Mesin pencetakan tiket di Stasiun Halim (Bloomberg Technoz/Dovana Hasiana).

Saat WHOOSH Experience Program berjalan, masyarakat hanya bisa membeli tiket melalui website tiket.kcic.co. id. Namun, Emir belum menjelaskan bagaimana proses pembelian tiket dalam masa komersial KA WHOOSH, khususnya tentang apakah penumpang bisa membeli tiket secara langsung (on the spot). 

Emir juga belum memerinci ihwal harga tiket, namun memastikan pihaknya akan menginformasikan hal tersebut seiringan dengan proses atau tata cara pembelian tiket. 

(ain)

No more pages