Logo Bloomberg Technoz

Neraca Dagang RI Diramal Surplus Lagi, Jadi 41 Bulan Beruntun

Hidayat Setiaji
13 October 2023 13:50

Alat berat memindahkan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Alat berat memindahkan peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekspor Indonesia diperkirakan anjlok pada pada September. Impor juga diproyeksi turun, sehingga neraca perdagangan masih surplus. Namun surplus neraca perdagangan kian susut.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode September pada 16 Oktober atau awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 10 institusi menghasilkan median proyeksi pertumbuhan ekspor sebesar -14,1% year-on-year (yoy).

Sebelumnya, ekspor Indonesia telah mengalami kontraksi 3 bulan beruntun. Jika September minus lagi, maka akan genap 4 bulan berturut-turut.

Pertumbuhan Ekspor Indonesia (Sumber: BPS, Bloomberg)

Bulan lalu, harga komoditas andalan ekspor Indonesia berjatuhan. Sepanjang September, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) jatuh 6,06%. Ini adalah koreksi bulanan terdalam sejak April, dan menjadi yang pertama dalam 4 bulan terakhir.

Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menyebut biasanya harga CPO memang melemah pada September. Tahun lalu, harga komoditas ini anjlok 16,9% pada bulan ke-9 tersebut.