"Pemerintah telah mengumumkan ratusan langkah kontrasiklikal untuk meningkatkan permintaan domestik. Tapi kepercayaan konsumen tetap lemah."
Ekonomi China telah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi dalam beberapa pekan terakhir, dengan aktivitas pabrik yang meningkat dan realisasi penurunan ekspor yang membaik.
Namun, ada kekhawatiran yang tersisa yaitu krisis properti dan sentimen yang memudar. Konsumen China bepergian dan belanja lebih sedikit selama periode liburan Golden Week baru-baru ini dari yang diharapkan pemerintah.
Adapun penjualan rumah suram dan menimbulkan kekhawatiran tentang apakah lebih banyak stimulus dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan.
Pasar saham China merosot pada awal perdagangan pada Jumat, dengan Indeks Hang Seng China Enterprises turun sebanyak 1,9%. Pasar bersiap untuk mengakhiri kenaikan enam hari berturut-turut. Indeks CSI 300 juga turun hampir 1%.
"Tekanan deflasi di China masih menjadi risiko nyata bagi perekonomian," kata Zhiwei Zhang, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management. "Pemulihan permintaan dalam negeri tidak kuat, tanpa dorongan yang signifikan dari dukungan fiskal."
Awal minggu ini, Bloomberg News melaporkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan menaikkan defisit anggaran tahun ini sebagai bagian dari rencana belanja lebih banyak untuk infrastruktur. Ini adalah salah satu langkah stimulus untuk membantu perekonomian mencapai target pertumbuhan resmi sekitar 5%.
Para ekonom juga memperkirakan pembuat kebijakan akan mempertimbangkan langkah-langkah lain sebelum akhir tahun, termasuk pemotongan suku bunga. Namun, itu mungkin tidak akan terjadi selama satu atau dua bulan lagi.
IMF baru-baru ini memangkas perkiraan untuk pertumbuhan China tahun ini menjadi 5% dari 5,2%. Lembaga ini tahun depan juga memperkirakan pertumbuhan hanya 4,2%, dari sebelumnya dari 4,5%.
Menurut IMF, perekonomian China kehilangan momentum karena penurunan investasi real estat dan harga perumahan yang membahayakan pendapatan pemerintah dari penjualan tanah, serta sentimen konsumen yang lemah.
(bbn)