Namun, dia hanya mengatakan kebutuhan transaksi valas Pertamina sejauh ini sebagai upaya memenuhi ketersediaan dan ketahanan energi nasional.
"Transaksi valas yang dilakukan merupakan bagian dari aktivitas yang terkait dengan tugasnya memenuhi ketersediaan dan ketahanan energi sesuai penugasan yang diemban Pertamina," jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyebut kejatuhan nilai tukar rupiah kemarin hingga menembus rekor pelemahan baru melampaui Rp15.700an, disebut bukan hanya sebagai dampak dari hengkangnya dana asing keluar dari pasar domestik.
Bank Indonesia mengatakan, tekanan yang dihadapi rupiah sebagian adalah karena permintaan valas dari korporasi yang tinggi. Salah satunya adalah dari BUMN besar, kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto, seperti dilansir dari Bloomberg News, Rabu (11/10/2023).
BUMN dengan kebutuhan valas besar di antaranya adalah Pertamina di mana perusahaan migas ini mencatat kebutuhan valas hingga US$ 2,5 miliar hingga US$ 3 miliar per bulan.
Pagi ini nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS dibuka melemah tajam ke Rp15.732/US$ tersundut sentimen buruk pasar yang melemahkan hampir semua mata uang di dunia.
(ibn/rui)