Menengok Dominasi Barang-barang Impor China 'Gempur' Pasar RI
Dovana Hasiana
13 October 2023 10:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mendeteksi sebanyak 90% barang kiriman murah berasal dari penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE). Barang kiriman tersebut mayoritas merupakan barang murah atau bernilai di bawah USD 3 atau Rp47.045 (asumsi kurs Rp15.681).
Direktur Teknis Kepabeanan, Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Fadjar Donny Tjahjadi menjelaskan jumlah dokumen pengiriman barang (consignment notes/CN) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Kalau kita lihat dari statistik barang kiriman yang ada, terjadi peningkatan. terdapat 6,1 juta CN pada 2017; 19,6 juta CN pada 2018; 71,5 juta CN pada 2019; 61,1 juta CN pada 2020; 61,5 juta CN pada 2021 dan 61,3 juta CN pada 2022,” ujar ujar Donny dalam Media Briefing di Kantor Kemenkeu, Kamis (12/10/2023).
Dari kegiatan importasi ini, Donny melanjutkan, setidaknya terdapat 5 negara yang tercatat sebagai negara asal barang impor terbesar dari 20221-2022. Adapun peringkat ini berdasarkan nilai devisa impor. Di antaranya adalah China, Hong Kong, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.
Pada 2021 misalnya, nilai devisa impor China di Indonesia mencapai USD186,9 juta; disusul Hong Kong USD123,7 juta, Singapura USD97,2 juta, Jepang USD53,8 juta dan Amerika Serikat USD51 juta. Sementara pada 2022, nilai devisa impor China di Indonesia mencapai USD151,2 juta; disusul Hong Kong USD120 juta, Singapura USD112,5 juta, Jepang USD63,1 juta dan Amerika Serikat USD51,4 juta.