Untuk itu, lanjutnya, Perhapi tengah mengkaji dan meriset peluang memanfaatkan lahan bekas tambang batu bara untuk ekonomi yang berkelanjutan, serta transformasi energi, dengan mengambil studi kasus di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kajian tersebut diharapkan dapat menjadi percontohan atau role model untuk pengakhiran tambang dan transformasi ketenagakerjaan di sektor pertambangan, khususnya batu bara.
Program tersebut, jelas Rizal, didukung oleh pemangku kepentingan, terutama; perusahaan tambang, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Pemda Kab. Kutai Kartanegara, serta Universitas/Institut seperti ITB Bandung, Universitas Kutai Kartanegara, Universitas Mulawarman, dan lainnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana sebelumnya tidak menampik kebijakan transisi energi yang tengah digiatkan pemerintah akan berdampak pada pekerja di sektor industri batu bara.
Pemerintah pun mengeklaim tengah melakukan kajian agar mampu meminimalisasi dampak pengurangan hingga penghentian bahan bakar fosil dalam beberapa dekade mendatang terhadap sektor ketenagakerjaan.
"Nah itu. kan tidak bisa dimungkiri kalau batu baranya berkurang penggunaannya, berkurang juga dong tenaga kerjanya. Nah, sekarang di waktu transisi inilah kita siapkan," ujarnya, Rabu (11/10/2023).
Sebuah riset yang dilakukan oleh Global Energy Monitor (GEM) menyebutkan industri batu bara dunia akan menghadapi pengurangan jumlah hingga 1 juta pekerja pada 2050, sebagai imbas komitmen transisi energi global.
Beberapa negara Asia seperti China, India, dan Indonesia diperkirakan menjadi negara yang paling terdampak.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh GEM, industri pertambangan global setidaknya telah mempekerjakan sekitar 2,7 juta orang yang tersebar dari 70 negara dan 3.232 perusahaan tambang, yang menghasilkan 90% batu bara dunia.
Mayoritas pekerja tersebut berasal dari China, yang mendominasi 80% atau sekitar 1,5 juta orang, India 337.000 orang, dan Indonesia sebanyak 160.000 orang.
"China, India, dan Indonesia menjadi tiga negara teratas dengan penghasil batu bara— yang mempunyai tiga kali jumlah penambang batu bara seperti negara lain di dunia jika digabungkan," tulis dokumen riset yang dilansir Selasa (10/10/2023) tersebut.
(wdh)