Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, angin panas dari Amerika yang memantik gelombang jual lagi di pasar keuangan global menyeret rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini.

Nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS dibuka langsung anjlok ke Rp15.732/US$, melemah lebih dari 40 bps dan pada pukul 09:14 WIB, Jumat (13/10/2023) rupiah bergerak di level rendah Rp15.728 per dolar AS.

Pelemahan rupiah sejalan dengan kejatuhan mata uang Asia yang mayoritas melemah melawan dolar pagi ini. Pelemahan terdalam dipimpin oleh won Korea Selatan yang kehilangan 0,8%, disusul ringgit Malaysia yang kehilangan 0,45% dan baht Thailand, juga dolar Taiwan, menyusul di belakangnya adalah mata uang Garuda yang kembali terlempar ke zona Rp15.700-an.

Kejatuhan mata uang yang menjadi lawan the greenback tidak bisa dilepaskan dari aksi jual yang marak berlangsung di pasar keuangan Amerika pasca rilis data inflasi September yang lebih buruk daripada ekspektasi pasar.

Para pemilik dana meninggalkan pasar surat utang dengan lelang US Treasury tenor 30 tahun mencatat level yield tertinggi sejak 2007 di tengah permintaan yang melemah. Itu kemudian menyulut aksi jual di pasar saham dengan indeks kepanikan Wall Street VIX kembali melesat naik. Meskipun indeks dolar AS pagi ini terlihat mulai kalem, walau masih di kisaran 106, setelah ditutup menguat semalam.