Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat 13 Oktober 2023 berpotensi bergerak bervariasi dibayangi sikap wait and see pasar terhadap data inflasi Amerika yang dirilis semalam dan petunjuk lanjutan terkait arah bunga acuan the Fed selanjutnya. 

Pada perdagangan kemarin, Kamis (12/10/2023) IHSG menguat 3,39 poin, atau setara dengan kenaikan 0,05% dengan menutup perdagangan pada level 6.935,15.

Analisis Teknikal IHSG Hari Ini Jumat 13 Oktober (Bloomberg)

Secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatan yang terbatas, dengan bergerak di atas indikator MA-50 dan menuju trendline garis putih pada area level 6.955. Untuk resistance selanjutnya ada level 6.974 yang jadi target. Dengan terkonfirmasi memiliki support kuat IHSG pada level 6.910.

Sentimen pada perdagangan hari ini datang dari global dan regional. Inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Amerika Serikat naik secara cepat untuk bulan kedua, memperkuat sinyal Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menahan tingkat suku bunga acuan dan berfokus menurunkan inflasi.

Indeks Harga Konsumen Amerika secara tahunan pada September berada di level 3,7%, lebih tinggi 0,1% dari konsensus. Sementara inflasi inti pada September tercatat 4,1%, sesuai prediksi dan melambat dari kenaikan sebelumnya sebesar 4,3%.

Adapun Indeks Harga Konsumen inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, naik 0,3% secara bulanan pada  bulan September. CPI naik 0,4%, didorong oleh biaya energi.

Meski data itu semula memberi energi pada pergerakan pasar, akan tetapi dalam sekejab berbalik setelah lelang surat utang US Treasury tenor 30 tahun, mencatat permintaan yang turun tajam hingga membebani sentimen pasar secara luas.

Kontrak swap yang memprediksi probabilitas kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 bps pada akhir tahun ini kembali naik menjadi 50% dari sebelumnya 30% pada Rabu kemarin.

“Ini benar-benar semakin menyadarkan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Yung-Yu Ma, Kepala Investasi di BMO Wealth Management, melalui telepon oleh Bloomberg News.

Selain data dan sentimen dari AS, sentimen pasar juga ditopang oleh berita bahwa Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) milik Pemerintah Tiongkok memborong saham sejumlah bank besar untuk pertama kali sejak 2015, sehingga memicu spekulasi bahwa Pemerintah Tiongkok dapat mengintensifkan usahanya dalam mendongkrak kinerja pasar modal. 

Central Huijin Investment mengeluarkan sekitar US$65 juta untuk membeli saham Bank of China, Agricultural Bank of China, China Construction Bank, dan Industrial and Commercial Bank of China. 

Bursa asia (Dok Bloomberg)

“Central Huijin Investment, yang merupakan sebuah unit usaha dari China Investment Corp, berencana untuk menambah lebih lanjut porsi kepemilikan mereka pada bank-bank tersebut dalam enam bulan ke depan,” tulis analis Philip Sekuritas.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah turun lebih dari 2% seiring dengan meredanya ketakutan atas gangguan pasokan akibat konflik di Timur Tengah. 

Arab Saudi mengatakan sedang bekerja sama dengan mitra regional dan internasional untuk mencegah eskalasi konflik dan mempertegas usaha untuk menstabilkan pasar minyak global.

Meskipun terjadi pullback, para pedagang masih memantau dengan cermat perkembangan di Israel menjelang kemungkinan serangan-serangan lainnya ke Jalur Gaza.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,1% ke 6.935 namun ditutup di bawah MA-20 dan disertai oleh munculnya volume penjualan. 

“Selama IHSG belum mampu menembus 7.055, maka pergerakan IHSG saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (ii), sehingga pergerakan IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji rentang area 6.747-6.820,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (13/10/2023).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut ACES, ASII, BBRI dan NSSS.

Senada, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG masih rawan koreksi di Jumat (13/10), terlebih terdapat indikasi overbought pada Stochastic RSI.

"Confidence pasar nampaknya akan kembali tertekan oleh realisasi data inflasi dan jobless claims terbaru di AS yang memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan di FOMC November 2023," tulisnya.

Dengan demikian, potensi rebound lanjutan pada BBRI, BBCA dan BRIS, serta potensi uji resistance pada BMRI dapat dicermati di Jumat (13/10).

Saham lain yang dapat diperhatikan di Jumat (13/10) meliputi ICBP, AUTO, ADMR, TKIM dan UNVR.

(fad/rui)

No more pages