Logo Bloomberg Technoz

Treasury turun pada seluruh kurva, dengan obligasi tenor bunga 30 tahun mengalami lonjak sebanyak 19 basis poin pasca lelang sekuritas senilai US$20 miliar mengalami pelemahan dari sisi permintaan. Kontrak swap mendorong peluang kenaikan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin menjadi sekitar 40% - dari sebelumnya di kisaran 30%, Rabu. Dolar menguat, menyusul penurunan beruntun terpanjang sejak Maret.

Data imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun. (Dok: Bloomberg)

CPI inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, naik 0,3% bulan lalu. Dari tahun lalu, indeks ini naik 4,1%, terendah sejak 2021. Para ekonom senang dengan pengukuran inti sebagai indikator yang lebih baik dari inflasi daripada CPI secara keseluruhan, yang naik 0,4%, didorong oleh biaya energi.

Pasar selanjutnya  memperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0,3% untuk kedua ukuran tersebut. “Soal bagaimana hal ini akan berdampak pada suku bunga, lebih kepada ‘higher-for-longer’ mungkin lebih penting dibandingkan 'seberapa tinggi?" kata Richard Flynn, direktur pelaksana Charles Schwab UK. 

“Apakah the Fed memilih kenaikan atau tidak, kecil kemungkinan kita akan melihat suku bunga turun di bawah level saat ini selama inflasi masih belum terkendali seperti saat ini.”

Sementara kontrak swap terus mengantisipasi perubahan arah Fed menuju penurunan suku bunga tahun depan. Hasil yang memiliki peluang yang lebih rendah. Tiffany Wilding di Pacific Investment Management Co, berpandangan inflasi AS mungkin dapat menimbulkan kecemasan bagi para pembuat kebijakan the Fed. 

“Kami telah skeptis bahwa the Fed akan benar-benar memberikan kenaikan yang diproyeksikan terjadi paruh kedua 2023 oleh mayoritas pejabat, tetapi pada saat ini kami condong ke arah mereka untuk melakukannya meskipun ada pengetatan,” katanya. 

Pada hari berikutnya di Asia, data inflasi dan perdagangan China akan dirilis.  Kebijakan moneter Singapura juga akan dirilis. Inflasi Harga Konsumen (IHK) China kemungkinan tetap mendekati nol pada September, sementara IHP mungkin terus turun, berdasarkan perhitungan  Bloomberg Intelligence.

Ilustrasi Bursa Asia. (Dok: Bloomberg)

Data perdagangan untuk bulan September kemungkinan besar akan menunjukkan meredanya angka penurunan ekspor.

Bank sentral Singapura akan mempertahankan kebijakan moneternya  untuk pertemuan kedua berturut-turut karena inflasi inti menurun. Otoritas Moneter Singapura, yang menggunakan nilai tukar daripada suku bunga untuk menstabilkan harga, berpeluang tidak akan mengambil tindakan apapun pada Jumat, menurut survei Bloomberg.

Minyak turun setelah stok minyak mentah AS mengalami peningkatan. Hal yang memberikan penyangga terhadap peningkatan risiko geopolitik di Israel dan jalur Gaza. West Texas Intermediate (WTI) berada di bawah US$83 karena persediaan AS naik 10,2 juta barel, kenaikan terbesar sejak Februari.

(bbn)

No more pages