Moderna berharap vaksin ini akan melengkapi daftar vaksin mRNA mereka, dan bisa dikombinasikan dengan vaksin booster untuk Covid-19. Nantinya, diharapkan bisa diberikan secara rutin setiap setahun kepada orang-orang yang berisiko dengan penyakit pernapasan.
Uji coba akhir tahap kedua sedang digelar di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara belahan bumi utara (northern hemisphere) lain untuk melihat potensi keberhasilan melindungi orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Hasil awal dari studi ini kemungkinan keluar pada akhir kuartal I-2023.
“Kami tidak mendapatkan hasil non-inferioritas untuk influenza B, yang banyak menjangkit populasi muda. Namun kami sudah memperbarui vaksinnya dan diharapkan mampu meningkatkan respons imun,” kata Presiden Moderna Stephen Hoge.
Untuk uji coba akhir tahap I ini, Moderna tidak merilis hasil yang lebih detail. Namun Moderna berharap bisa mendapatkan izin untuk vaksin flu mereka tahun ini, jika hasil uji coba akhir tahap II positif, kata Hoge.
Dalam uji coba di negara-negara northern hemisphere, 70% penerima vaksin Moderna merasakan efek samping seperti sakit, mual, atau pusing. Sedangkan efek samping itu hanya dirasakan oleh 48% penerima vaksin yang sudah tersedia.
Dalam keterangan tertulis, Moderna menyebut vaksin mereka menghasilkan antibodi yang lebih tinggi untuk menghalau virus H3N2. Terhadap H1N1, vaksin Moderna juga lebih baik dibandingkan vaksin yang sudah ada atau metode pengobatan lainnya.