Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, penargetan tersebut guna merealisasikan ambisi Indonesia untuk menghasilkan gas sebanyak 12 miliar standar kaki kubik (BSCFD) pada 2030.
“Kami berharap 30 Desember 2029 Masela produksi, itu paling lambat. [...] Untuk bisa mencapai target [produksi gas nasional] yang diminta pemerintah, sekaligus mem-purpose revisi POD [plan of development/rencana pengembangan] tahap I,” ujarnya awal Agustus.
Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kapasitas gas pada Blok Masela bisa mencapai 9,5 juta ton gas alam cair atau liquefied petroleum gas (LNG) per tahun.
Di Indonesia sendiri permintaan terhadap gas blok tersebut sudah mencapai 3 juta ton per tahun yang terdiri dari 2 juta ton dari PT PLN, dan 1 juta ton dari PT Pertamina.
Lapangan Gas Abadi Masela juga diperkirakan bisa menghasilkan 35.000 barel kondensat per hari. Selain itu, blok ini digadang-gadang mampu memasok 150 juta kaki kubik gas alam per hari untuk memenuhi permintaan dalam negeri.
(ibn/wdh)