"Sedang proses revisinya saat ini," ujar Dadan saat ditemui di kantornya, dikutip Kamis (12/10/2023).
"Salah satunya itu kita akan membuka, kan sekarang itu penerimanya itu harus berdasarkan KTP ya, satu orang, bukan badan usaha. Kita akan buka nanti dari lembaga, dari instansi, itu bisa memanfaatkan pendanaan ini. Kan ini insentif," sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan saat ini program konversi motor listrik masih berjalan, meski tidak menampik realisasinya cukup jauh dari target.
Jika target konversi motor listrik tahun ini tidak tercapai, sambung Yudo, realisasinya bakal dikebut pada 2024. Terlebih, tahun depan, konversi motor listrik akan lebih didukung dengan rantai pasok dan pasar yang diklaim telah berkembang.
“Itu sedang kami fokuskan ke arah sana. Kami bangun rantai pasoknya dan kami bangun bengkel-bengkelnya. Nanti setelah siap, baru kita lihat [hasilnya]," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Berdasarkan data Kementerian ESDM per akhir Juli, jumlah peminat konversi sepeda motor listrik telah mencapai 4.578 orang yang mayoritas atau 94% berasal dari Pulau Jawa. Angka tersebut naik cukup signifikan dari dua bulan sebelumnya atau Mei, yang hanya sebanyak 163 pemohon.
Selain itu, Per Oktober ini, tercatat sudah terdapat total 9 bengkel konversi bersertifikat dengan kapasitas 35.000 kendaraan motor per tahun, yang 6 diantaranya telah terdaftar dan terverifikasi dengan aturan Kementerian Perhubungan.
(ibn/wdh)