Industri yang membutuhkan panas tinggi tidak cocok untuk elektrifikasi. Industri membutuhkan cara lain untuk mewujudkan dekarbonisasi. Seperti pesawat dan kapal, dapat menggunakan listrik untuk perjalanan singkat namun tidak untuk perjalanan jarak jauh. Hidrogen dapat menjadi solusi atas hal itu. Hidrogen dapat dibakar tanpa menghasilkan CO2, atau dapat dimasukkan ke dalam alat yang disebut sel bahan bakar, yang menghasilkan listrik melalui reaksi elektro-kimia. Bukan melalui pembakaran.
Pesawat terbang, kapal kargo, dan kereta api dapat menggunakan sel bahan bakar yang dipasangkan dengan tangki penyimpanan hidrogen. Menjadi cara untuk menghilangkan emisi karbon.
2. Bagaimana membuat hidrogen
Hidrogen merupakan elemen yang mudah didapat dan melimpah. Hidrogen biasanya harus diekstraksi dari senyawa lain sebelum digunakan sebagai bahan bakar.
Sebagian besar hidrogen yang dibuat saat ini diambil dari gas alam dalam proses yang menghasilkan karbon dioksida. Hal yang menjadi abu-abu — hanya satu warna yang digunakan untuk melabeli berbagai cara menghasilkan hidrogen.
Menghasilkan hidrogen biru, yang bersamaan menangkap karbon dioksida lebih baik daripada membiarkannya lepas ke atmosfer. Di Jerman misalkan, telah berencana mengimpor hidrogen biru melalui pipa dari Norwegia sebagai cara untuk memulai peralihan ke energi hidrogen. Ini jadi pilihan sebelum mereka beralih ke skema produksi hidrogen yang lebih bersih di masa depan.
3. Apa saja jenisnya
Hidrogen hijau berasal dari pemanfaatan tenaga terbarukan untuk menjalankan mesin yang disebut electrolyser. Mesin ini mampu memecah air menjadi hidrogen dan oksigen — sebuah rangkaian proses yang bebas dari gas rumah kaca.
Nuklir dipakai untuk menjalankan electrolyser dan menghasilkan hidrogen merah muda. Sejauh ini, hidrogen abu-abu merupakan jenis hidrogen termurah yang diproduksi saat ini, mulai dari US$0,98 - US$2,93 per kilogram, menurut analisis BloombergNEF.
Untuk Hidrogen biru saat ini berharga US$1,80 - US$4,70 per kilogram, sementara hidrogen hijau US$4,5 - US$12 per kilogram. BloombergNEF memperkirakan angka-angka tersebut akan berubah drastis, dengan hidrogen hijau mengalahkan hidrogen biru di sebagian besar dunia pada tahun 2035.
4. Terjadi perdebatan sengit soal hidrogen
Sebuah pabrik baja tidak bisa begitu saja memasukkan hidrogen ke dalam wadah pemrosesan metalurgi. Alat blast furnace ini dirancang untuk batu bara, dan pembangkit listrik tidak bisa membakar hidrogen dalam turbin yang dibangun untuk gas alam.
Transformasi akan membutuhkan peralatan baru, yang diikuti dengan tingginya biasa pada awalnya. Sedangkan mengirimkan hidrogen lewat jaringan pipa menjadi cukup rumit. Hidrogen dapat bocor lewat segel yang dirancang untuk menahan molekul metana yang lebih besar.
Jika hidrogen bocor ke atmosfer dapat memicu reaksi kimia yang dapat memerangkap panas. Secara tidak langsung kebocoran hidrogen berpotensi menyebabkan gas rumah kaca. Cara lain memindahkan hidrogen, yaitu mendinginkannya dalam takaran tertentu melalui pengompresan walakin sangat boros energi dan mahal.
5. Pihak yang anti hidrogen
Ada banyak kendala untuk membangun ekonomi berbasis hidrogen dari nol. Orang-orang yang skeptis mempertanyakan apakah hal itu bisa — atau harus —- terjadi. Banyak halangan yang tidak mudah, hingga pendiri hedge fund Inggris, Argonaut Capital Partners, menyebutnya sebagai usaha yang “membuang-buang waktu.”
Kalangan pro lingkungan juga memandang menghadirkan hidrogran sebagai “solusi gadungan” untuk perubahan iklim. Mereka mengatakan bahwa hidrogen abu-abu dan biru hanya akan memperpanjang penggunaan gas alam, sementara hidrogen hijau akan membebani pasokan air.
Gelombang antusiasme hidrogen sebelumnya pada akhir tahun 2000-an dan awal 2010-an. Bermula dari pengembangan bahan bakar hidrogen untuk mobil — sebagian besar diinisiasi oleh Toyota Motor Corp. — tapi gagal karena konsumen mengabaikan kendaraan tersebut.
6. Nasib hidrogen kini tetap layak diadopsi
Jawabannya mungkin. Amerika dan Uni Eropa telah menjadikan hidrogen sebagai bagian penting dari rencana pengurangan karbon mereka. Kedua pihak menawarkan insentif keuangan yang besar guna meningkatkan produksi hidrogen.
Subsidi yang tersedia untuk proyek hidrogen secara global mencapai US$280 miliar pada pertengahan 2023, menurut BloombergNEF, naik 43% dari akhir 2022.
Di Amerika lewat Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act) menawarkan keringanan pajak produksi sebesar US$3 per kilogram, meskipun produsen masih menunggu rincian tentang berapa banyak subsidi yang akan tersedia — untuk tiap metode produksi hidrogen.
Pemerintah AS juga berencana untuk menggelontorkan setidaknya US$7 miliar guna membangun pusat hidrogen di seluruh negeri. Juga memasangkan produksi hidrogen baru dengan perusahaan-perusahaan yang ingin menggunakan bahan bakar tersebut.
Uni Eropa punya misi memproduksi 10 juta ton hidrogen hijau pada tahun 2030, juga mengimpor 10 juta ton lainnya. Dalam roadmap Badan Energi Internasional (the International Energy Agency’s) untuk mencapai emisi nol bersih tahun 2050 dibutuhkan hidrogen untuk memasok 10% dari kebutuhan energi dunia pada tahun tersebut.
7. Siapa yang membangun ekonomi berbasis hidrogen
Segala keunggulan dari hidrogen — yang berpotensi melakukan dekarbonisasi berbagai industri, terkadang dengan berbagai cara — mendorong minat dari berbagai perusahaan startup, bersama dengan perusahaan minyak besar dan pemasok gas industri. Produsen peralatan seperti Bloom Energy Corp. dan Plug Power Inc. menjual electrolyzers dan sel bahan bakar.
Plug juga membangun pabrik hidrogennya sendiri. Namun bisnis ini menghadapi persaingan dari China saat perusahaan seperti Longi Green Energy Technology Co. dan Shandong Saikesaisi Hydrogen Energy ingin memperluas penjualan internasional electrolyzers mereka sendiri.
Perusahaan gas industri seperti Air Liquide SA melihat hidrogen sebagai perluasan alami dari bisnis . Perusahaan minyak, yang sudah menggunakan hidrogen di kilang mereka, juga ikut bermain.
Chevron Corp. belum lama mengumumkan bahwa mereka telah membeli 78% saham dalam apa yang diharapkan menjadi fasilitas produksi dan penyimpanan hidrogen terbesar di dunia, di Utah. Meski persyaratan finansial tidak diungkapkan, proyek ini telah menerima pinjaman US$504 juta dari Departemen Energi AS.
Selain itu, Rolls-Royce dan maskapai penerbangan easyJet tahun lalu telah berhasil menguji coba sebuah mesin jet berbahan bakar hidrogen.
(bbn)