“Dengan adanya kenaikan ini, efeknya bisia ada additional [cost] lagi. Saya dengar dari beberapa teman di lapangan,” tutur Hendra.
Sekadar catatan, harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Koreksi itu terjadi setelah harga si batu hitam naik 2 hari beruntun.
Pada Rabu (11/10/2023), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$140,5/ton, turun 0,99% dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Pada 9—10 Oktober, harga batu bara mendarat di zona hijau. Dalam 2 hari tersebut, harga naik 2,45%.
Meski sempat naik 2 hari beruntun, harga batu bara belum lepas dari tren negatif. Dalam sepekan terakhir, harga berkurang 2,41% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, penurunannya mencapai 11,01%.
Koreksi harga batu bara tidak lepas dari kejatuhan harga gas alam. Di Eropa, harga komoditas ini anjlok hingga lebih dari 6%.
Kemarin, harga gas TTF Belanda ditutup anjlok 6,85% ke EUR 46,07/MWh, sedangkan harga gas di Inggris jatuh 6,49% ke GBP 116,62/thm.
Ketika harga gas lebih murah, insentif untuk menggunakan batu bara pun berkurang. Ini akan mengurangi permintaan batu bara sehingga harganya ikut terpangkas.
(wdh)