First Pacific adalah perusahaan investasi yang bermarkas di Hong Kong. Perusahaan fokus menebar investasinya di kawasan Asia Pasifik.
Mengutip dokumen resmi perusahaan, setidaknya, ada empat sektor bisnis yang menjadi fokus perusahaan. Keempatnya yakni, produk konsumer (makanan), telekomunikasi, infrastruktur dan sumber daya alam.
Sepanjang paruh pertama tahun ini, First Pacific mencatat kenaikan pendapatan konsolidasi 7% secara tahunan menjadi US$5,4 miliar atau setara sekitar Rp84,24 triliun.
Laba bersihnya bahkan melesat 43% secara tahunan menjadi US$345,6 juta atau setara sekitar Rp5,38 triliun.
Sementara, laba operasi tercatat naik 15% menjadi US$348,7 juta. Dari nilai ini, sebesar 43% berasal dari operasi bisnis First Pacific di Filipina. Indonesia justru berada urutan kedua, dengan kontribusi sebesar 39%. Kontribusi terakhir berasal dari Singapura, 18%.
Dari jenis segmen bisnisnya, konsumer menyumbang 36% laba operasi. Telekomunikasi dan sumber daya alam masing-masing sebesar 21% dan 2%. Terakhir, infrastruktur sebesar 41%.
Bukan hanya yang paling besar, segmen infrastruktur menjadi yang paling mencuri perhatian saat ini. Segmen ini meliputi sejumlah bisnis seperti infrastruktur kelistrikan hingga jalan tol, menggunakan bendera Metro Pacific Investments Corporation (MPIC).
Perlu diketahui, Anthoni Salim adalah pemegang saham mayoritas First Pacific, yang merupakan induk dari MPIC. MPIC kemudian memiliki entitas usaha bernama Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC).
MPTC memiliki portofolio investasi di Indonesia melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia. Perusahaan ini tak lain adalah pengendali sekaligus pemegang saham mayoritas PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dengan porsi kepemilikan 74,65%.
(dhf/hps)