Logo Bloomberg Technoz

Pasar Obligasi RI Makin Sensitif Yield Surat Utang AS

Ruisa Khoiriyah
12 October 2023 11:00

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan pemerintah menaikkan target penerbitan surat utang baik itu Surat Utang Negara (SUN) maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada kuartal akhir ini, memberi tekanan lebih besar pada pasar obligasi negara yang sudah dibebani oleh tajamnya ketidakpastian global.

Di tengah penurunan nilai emisi SBN sepanjang tahun seiring dengan surplus anggaran negara, langkah pemerintah menaikkan target penerbitan melalui lelang rutin senilai Rp168 triliun, sedikit di luar dugaan. Terlebih keputusan itu diambil di tengah tekanan yang membebani pasar obligasi dalam negeri sejurus dengan tajamnya turbulensi di pasar global. Target baru itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebeesar Rp75 triliun. 

Suplai yang lebih melimpah membuat pasar SBN menjadi jauh lebih sensitif terhadap pergerakan yield US Treasury (surat utang AS). Suplai yang melimpah berarti harga akan mudah bergerak turun dan mengerek yield surat utang. 

Dalam tiga bulan berturut-turut, arus keluar modal asing terus mengalir dari pasar domestik. Imbal hasil SUN 10 tahun mencatat kenaikan hingga 54 bps selama September, kenaikan terbesar sejak Maret 2020 saat pandemi Covid-19 pecah. 

Data Bloomberg memperlihatkan, korelasi 30 hari antara SUN-10 tahun dengan tingkat imbal hasil surat utang Amerika, kini naik menjadi 0,42 dari posisi terendah 10 bulan yang terjadi pada Juli lalu dengan korelasi -0,26. Ini menjadi sinyal bahwa dua kelas aset itu semakin padu pergerakannya.