Pada Agustus tahun lalu, Bloomberg News melaporkan Xiaomi telah melakukan pembicaraan dengan Beijing Automotive Group Co. terkait potensi kolaborasi dalam memproduksi mobil listrik.
Saat ini China sedang berupaya membatasi jumlah lisensi produksi mobil listrik seiring dengan semakin matangnya pasar kendaraan energi baru di negara tersebut. Setelah tumbuh dengan sangat cepat melalui subsidi yang berlimpah selama bertahun-tahun, sektor kendaraan listrik agak stagnan dan para pemain yang ada memangkas harga untuk memacu permintaan konsumen.
Hal inilah yang membuat para calon pendatang baru di pasar kendaraan listrik didorong untuk bermitra dengan produsen berlisensi atau mengubah rencana bisnis mereka sepenuhnya.
Salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, berjanji menginvestasikan sekitar US$ 10 miliar untuk membuat kendaraan listrik dengan merek sendiri dan masih berharap bisa meluncurkan mobil listrik pertamanya tahun depan. Bloomberg Intelligence mengatakan bulan lalu bahwa ambisi perusahaan ini pada kendaraan listrik bisa memegaruhi kinerja laba perusahaan selama dua tahun ke depan dengan kontribusi penjualan kurang dari 5%.
Melalui upaya pemangkasan biaya, Xiaomi berhasil melaporkan laba bersih yang lebih baik dari perkiraan sebesar 3,67 miliar yuan (US$503 juta) pada kuartalan yang berakhir pada bulan Juni, di atas estimasi rata-rata sebesar 3,16 miliar yuan. Pendapatan turun 4% menjadi 67,4 miliar yuan.
(bbn)