Christopher Condon - Bloomberg News
Bloomberg, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa pemerintahan Biden masih mungkin menerapkan sanksi baru terhadap Iran sehubungan dengan konflik baru di Timur Tengah, yaitu perang Hamas vs Israel. Meski begitu, belum ada keputusan yang ditetapkan.
"Saya tidak akan mengesampingkan apa pun dalam hal tindakan yang mungkin diambil di masa depan, tetapi saya tentu tidak ingin terburu-buru," kata Yellen dalam konferensi pers di Marrakech, Maroko.
Setelah serangan mendadak pada 7 Oktober di Israel oleh militan Hamas, spekulasi telah berkembang tentang apakah AS akan memperketat pembatasannya pada ekspor minyak Iran.
Berbicara kepada wartawan pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, Yellen menolak anggapan bahwa AS secara bertahap telah melonggarkan beberapa penegakan sanksi terhadap penjualan minyak Iran sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk rekonsiliasi diplomatik.
"Kami sama sekali tidak melonggarkan sanksi kami terhadap minyak Iran," katanya, menambahkan bahwa AS terus-menerus meninjau informasi baru yang dapat membenarkan pengetatan sanksi. "Kami akan terus melakukannya."
Lebih dari 2.000 orang dilaporkan telah tewas sejak awal serangan terburuk terhadap Israel dalam beberapa dekade. Pasukan Israel sejak itu telah meluncurkan serangan balasan dan tanda-tanda menunjukkan bahwa mereka sedang mempersiapkan invasi darat ke Gaza.
Pernyataan Yellen tentang Iran muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang dana US$6 miliar hasil penjualan minyak Iran yang telah dibekukan tetapi baru-baru ini diberikan kepada Teheran.
"Itu adalah dana yang ada di Qatar yang disediakan murni untuk tujuan kemanusiaan," katanya. "Dana tersebut belum tersentuh."
(bbn)