Catatan harian analis pasar dari FxPro menyatakan Bitcoin tengah berupaya menembus level US$28.000 pada minggu lalu hingga memicu “gelombang penjualan yang membawanya ke US$27.000.” Terdapat aksi ambil untung dari pemegang koin.
“Yang menarik tekanan terhadap Bitcoin datang saat risiko di pasar tradisional justru sedang membaik,” tulis FxPro, dengan melihat apa yang terjadi di pasar saham Amerika.
“Kami menghubungkan hal ini dengan pasar utang Amerika yang gagal bayar pada hari Senin, bukan perpindahan uang dari satu aset ke aset lainnya.
Analis Ajaib Kripto menjelaskan situasi Timur Tengah meningkatkan risiko geopolitik hingga menyulut kenaikan harga minyak. Hal yang memicu volatilitas lebih lanjut di pasar. Pelaku khawatir r akan inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan investor risk off sementara.
“Sehingga bitcoin dan altcoin saat ini mengalami tekanan jangka pendek,” ungkap Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha.
Penggilan aset digital pekan ini juga sangat memperhatikan berita apa pun mengenai ETF spot Bitcoin, dimana pada minggu depan merupakan “second deadline”.
“Persetujuan terhadap ETF Bitcoin spot ini berpotensi membuka pintu masuknya uang institusional ke dalam ruang kripto, sehingga jika nantinya disetujui oleh SEC maka akan berpotensi berdampak positif ke pasar kripto.”
Lebih lanjut secara makro pasar dalam kondisi wait and see. Semua tertuju pada data makro ekonomi, seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) September yang dijadwalkan akan rilis pada Kamis. Satu hari berselang data indeks harga produsen (PPI).
Dari Amerika inflasi masih berada di kisaran 3,7% yoy per Agustus 2023, atau naik dari bulan sebelumnya 3,2% yoy.
Minggu ini, inflasi tahunan AS diperkirakan menjadi 3,6% yoy pada bulan September. “dimana jika sesuai ekspektasi pasar akan menandai penurunan kecil pada periode sebelumnya Agustus sebesar 3,7% yoy,” tulis Ajaib.
Data inflasi akan memberi sinyal lebih jelas atas keputusan suku bunga the Fed bulan November. “Selain itu, setiap pernyataan petinggi the Fed baik itu hawkish atau dovis dapat menjadi petunjuk pasar untuk menilai kebijakan moneter yang akan diambil,”tulis Ajaib.
Suku bunga masih berpeluang dinaikkan 11,5%, dilansir indikator FedWatch dari CME Group, pada November depan. Sisanya masih menganggap the Fed akan menaikan tingkat bunga.
(wep)