Harga juga turun karena pergerakan teknis bearish yang dipicu ketika harga melonjak lebih dari US$3 pada Senin karena serangan Hamas ke Israel meningkatkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan yang lebih luas di Timur Tengah.
Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial Securities mengatakan lonjakan seperti itu sering memicu pergerakan korektif untuk mengisi celah besar dalam harga sebelum tren baru dapat terbentuk.
Pasa trader akan terus memantau perang dan kemungkinan sanksi lebih lanjut terhadap Iran, yang akan bullish untuk minyak.
Perang ini menambah dimensi rumit lainnya pada perdagangan minyak global setelah harga melonjak pada kuartal ketiga karena OPEC+ mengurangi pasokan untuk memperketat pasar.
Langkah OPEC+ membuat AS memainkan peran yang semakin penting dalam memasok pasar global, dengan pemerintah AS memproyeksikan produksi minyak negara itu akan naik ke rekor tahun ini.
Sementara itu, AS dan Venezuela hampir mencapai kesepahaman yang akan membawa keringanan sanksi terbatas sebagai imbalan atas langkah-langkah untuk memastikan pemilihan yang adil, demikian menurut para sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, AS bersedia mencabut beberapa sanksi minyak dan perbankan terhadap negara tersebut.
Harga:
- WTI untuk pengiriman November turun US$2,48 menjadi menetap di US$83,49 per barel di New York.
- Brent untuk penyelesaian Desember turun US$1,83 menjadi US$85,82 per barel.
(bbn)