Sebelumnya, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya juga mengatakan, energi panas bumi di wilayah Indonesia memiliki potensi menjadi tulang punggung pembangkit listrik pengganti energi kotor atau fossil. Senada, dalam roadmap yang tengah disusun pemerintah, Kementerian ESDM akan memaparkan besaran potensial tenaga dari panas bumi, hidrogen, surya, dan sumber lainnya.
“Targetnya [penggunaan EBT dalam ketenagalistrikan nasional] 708 GW sampai 2060. Di antaranya itu, [tenaga] surya sekitar setengahnya,” kata Harris.
Adapun, pemerintah Indonesia sendiri telah menargetkan bauran energi baru dan terbarukan untuk pembangkit sumber daya listrik mencapai 23% pada 2025. Namun hingga saat ini, bauran EBT baru terealisasi 12,5%, atau masih cukup jauh dari target.
(ibn/frg)