Dia mengatakan, berbagai kerja sama AIS juga telah memberikan manfaat yang konkret khususnya bagi masyarakat pesisir melalui pemberian beasiswa bagi warganya, pendanaan riset bersama, pengembangan AIS Blue Startup, pelatihan digitalisasi UMKM dan pengembangan pendanaan inovatif.
"Selain itu, juga berikan manfaat strategis terkait dengan penghitungan karbon laut, dan pelestarian hutan bakau," kata dia lagi.
Jokowi kembali menekankan konsep bahwa laut dan perairan jangan lagi dipandang sebagai pemisah melainkan sebagai penghubung.
"Laut bukanlah pemisah antardaratan tapi laut justru pemersatu antardaratan, laut justru perekat dan penghubung antardaratan. Sebagai sesama negara kepulauan dan pulau, terlepas besar atau kecil, terlepas maju atau berkembang, kita berbagi tantangan kompleks bersama yang saling kait-mengait dan saling terhubung satu sama lain, seperti kenaikan permukaan laut, tata kelola sumber daya laut dan pencemaran laut," ujarnya.
Di KTT AIS disebutkan akan mendorong tiga hal yakni pertama, membahas soal solidaritas, kesetaraan, dan inklusivitas adalah prinsip yang menjadi pegangan bersama di antara negara-negara anggotanya. Yang kedua, prioritas pada kerja sama konkret yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima. Yang ketiga, kerangka kerja sama yang dinamis bagi negara-negara kepulauan.
Para pemimpin negara yang hadir antara lain Deputi Perdana Menteri (PM) Fiji Manoa Seru Nakausabaria Kamikamica, Deputi PM Tonga Samiu Kuita Vaipulu, PM Niue Emani Makamau Tagelagi. PM Sao Tome dan Principe Patrice Emery Trovoada, PM Timor-Leste Xanana Gusmao, PM Tuvalu Kausea Natano serta Presiden Mikronesia Wesley W. Simina dan Wakil PM Tonga Samiu Kuita Vaipulu.
Diketahui bahwa secara ekonomi, postur Indonesia relatif lebih besar dibandingkan negara-negara yang tergabung di AIS Forum tersebut.
(ezr)
