Logo Bloomberg Technoz

"Sejak saya dilantik, tidak pernah ada rapat kabinet bersama," kata Dito. "Rapat kabinet pertama saya sebagai menteri, beliau sudah tak aktif."

Dia pun mengatakan tidak pernah membahas proyek BTS 4G atau bisnis lainnya dengan Johnny. Hal ini pun dibenarkan Politikus Partai Nasdem tersebut yang mengatakan tak pernah berkomunikasi langsung dengan Dito.

"Melihat wajahnya secara langsung saja baru pada persidangan ini," kata Johnny.

Terdakwa dan Komisaris PT Solitech Media sinergy Irwan Hermawan menjadi saksi pertama yang mengungkap nama Dito sebagai salah satu penerima uang BTS 4G dengan total Rp27 Miliar. Kesaksian ini kemudian mendapat penegasan dari sejumlah saksi lainnya.

Peristiwa berawal saat terdakwa dan mantan Dirut Bakti, Anang Achmad Latif mengungkap kekhawatiran terhadap potensi pemeriksaan hukum terhadap proyek BTS 4G pada akhir 2021. Sejak saat itu, Anang pun meminta Irwan untuk menyediakan uang untuk diberikan kepada orang-orang yang bisa membantu menghentikan penyelidikan pada proyek tersebut.

Dalam proses ini, Irwan bersama Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera mengumpulkan uang dari para konsorsium BTS 4G dan menyerahkan suap kepada sejumlah orang. 

Mereka pertama kali menggelontorkan uang Rp70 miliar kepada seorang bernama Nistra Yohan yang disebut sebagai staf atau tenaga ahli salah satu anggota Komisi I DPR. Pemberian tersebut berlangsung dua kali di kawasan Andara dan Sentul pada Desember 2021 dan pertengahan 2022.

Karena tanpa hasil, Irwan kemudian mengikuti perintah Galumbang untuk memberikan uang Rp15 miliar kepada Komisaris Independen PT Pupuk Indonesia Niaga Naek Parulian Washington yang memakai nama alias Edward Hutahean. Kerja sama ini kemudian batal karena Galumbang pecah kongsi dengan Parulian.

Irwan bersama Galumbang kemudian diarahkan seseorang bernama Wawan yang menjadi penghubung kepada pengusaha Windu Aji Sutanto. Mereka mengklaim telah mengirim uang dua kali dengan total Rp66 miliar kepada Windu yang kemudian mengenalkan mereka dengan pengacara bernama Setio.

Akan tetapi, kerja sama mereka kembali buntu. Akhirnya, menurut Galumbang, Windu mengenalkan mereka dengan Dito Ariotedjo yang disebut bisa membantu menghentikan pemeriksaan proyek BTS 4G.

Galumbang kemudian meminta anak buahnya, Resi Yuki Bramani untuk menyerahkan uang Rp27 miliar dalam dua tahap ke rumah Dito di Jalan Denpasar nomor 34, Jakarta Selatan. Galumbang sendiri bertemu dengan Dito di lokasi tersebut sebanyak dua kali. 

"Penyerahannya oleh Resi dan mengaku sudah diserahkan kepada Dito," kata Galumbang.

Resi, dalam persidangan pun telah membenarkan telah menyerahkan dua bingkisan berukuran kecil dan sedang yang di dalamnya ada uang senilai Rp27 miliar. Dia memastikan rumah tempat bingkisan tersebut dikirim adalah Jl Denpasar nomor 34 dan kepada Dito Ariotedjo.

"Dua kali ke Jalan Denpasar nomor 34. Rumah Saudara Dito Ariotedjo," kata Resi.

Sedangkan Irwan mengklaim pernah bertemu Dito satu kali di rumah tersebut saat menemani Resi. "Saya pernah bertemu sekali di rumahnya, di Jalan Denpasar. Tapi saya tidak banyak mengobrol," kata Irwan.

Dito mengatakan tak mengenal dan tak pernah bertemu dengan Irwan. Seperti Anang, dia baru mengetahui nama dan wajah para terdakwa tersebut dari pemberitaan tentang kasus BTS 4G.

"Saya tidak kenal. Saya hanya tahu dari media saja," kata Dito.

Akan tetapi, dia mengakui pernah bertemu dan berkomunikasi dengan Galumbang serta Resi yang berkunjung ke Jalan Denpasar. Namun, dia membantah, Resi pernah memberikan bingkisan yang berisi uang senilai Rp 27miliar.

"Faktanya saya tak pernah terima bingkisan," ujar Dito.

Menurut dia, Galumbang dan Resi pertama kali datang untuk pembicaraan tentang rencana IPO salah satu perusahaan milik keluarga Dito. Dia mengklaim, Galumbang baru saja berhasil membawa perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia. Keluarga Dito ingin belajar dan mengulangi keberhasilan tersebut.

Pertemuan kedua, kata Dito, itu juga hanya membicarakan tentang rencana IPO. Dia mengklaim pertemuan tersebut semata urusan bisnis dan tak ada pemberian uang.

Akan tetapi, Dito justru mengatakan, pertemuan kedua tersebut adalah inisiatif Galumbang yang ingin bertemu. Padahal, Dito dan keluarganya lah yang butuh bantuan Galumbang.

"Beliau [Galumbang yang telepon] seingat saya," ujar Dito.

Politikus Partai Golkar ini juga mengklaim tak pernah mengenal dan bertemu dengan pengusaha Windu Aji Sutanto. Demikian pula dengan pengacara yang dimunculkan Windu yaitu Setio yang bisa membantu konsorsium BTS 4G lepas dari pemeriksaan hukum.

"Tidak kenal," kata dia.

(frg)

No more pages