Di samping itu Iqbal mengemukakan pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang menjelang musim tanam.
“Masyarakat jangan khawatir, pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga,” kata Iqbal.
Sampai dengan saat ini Bulog telah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 818 ribu ton. Selanjutnya juga sekarang sedang disalurkan Beras Bantuan Pangan untuk bulan September Oktober dan November dengan jumlah total sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan untuk menambah impor beras pada tahun ini sebanyak 1,5 juta ton. Adapun kuota impor beras yang sudah dikeluarkan sepanjang tahun sebanyak 2 juta ton. Sehingga total jumlah izin impor beras yang dikeluarkan sebanyak 3,5 juta ton.
Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengungkapkan tambahan impor beras 1,5 juta ton sudah mulai pembahasan dengan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, produksi beras nasional saat ini terganggu karena bencana el nino.
"Ini baru September, Oktober, masih ada November, Desember, Januari. Jadi napasnya harus nafas panjang. Pak Presiden yang (tambahan impor beras) 1,5 juta ton itu untuk itu. Harus cepat-cepat diadakan," ungkap Arief, kemarin.
(ain)