Logo Bloomberg Technoz

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Jakarta, Selasa, menerangkan bahwa aktivitas bisnis di Indonesia berlandaskan aturan. Tidak bisa serampangan menutup, atas keinginan salah satu pihak.

Menurut Zulhas tidak pelanggaran aturan dari aktivitas perdagangan online oleh berbagai perusahaan, seperti Shopee, Blibli, ataupun lainnya. Hadirnya e-commerce juga merupakan bentuk adaptasi bisnis pada perkembangan teknologi.

“Gak bisa dihindari, namanya itu platform digital. Kalau gak ikut [perkembangan bisnis berbasis teknologi] jadi satwa langka, komodo,” ucap dia.

Saat meninjau aktivitas perdagangan di ITC Cempaka Mas, Selasa, Zulhas, juga menerangkan pelaku usaha sektor UMKM harus ikut arus perkembangan zaman. Belajar dan memanfaatkan pemasaran digital. Jadi tidak hanya mengandalkan perdagangan secara fisik.

Ada peluang UMKM mampu sukses di platfom digital, tegas Zulhas, namun tetap mengeksplorasi model bisnis secara fisik. “Digital adalah suatu keniscayaan karena di masa depan semuanya akan digital, sehingga pemerintah harus mengatur,” ungkap Zulhas.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al Farras Adha, meyakini pertumbuhan bisnis digital tidak akan terbendung. Hal yang jamak terjadi pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Izzudin menjelaskan pasar digital memungkinkan perkembangan kota-kota nomor dua karena tingginya penetrasi pasar dari banyak pengelola e-commerce. Data per 2022 memperlihatkan bahwa nilai transaksi lewat digital Indonesia paling tinggi di kawasan Asia Tenggara. Porsi Indonesia lebih dari setengah dari total US$99,5 miliar ASEAN, mengutip rilis Momentum Works.

INDEF menyatakan aktivitas sektor e-commerce di Indonesia menjanjikan. Porsinya bahkan menjadi salah satu pendukung ekonomi digital di Indonesia. Pertumbuhan nilai total transaksi (gross merchandise value/GMV) tercatat paling tinggi, mencapai 52% dua tahun lalu.

Lebih lanjut, e-commerce memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku UMKM selama pandemi, sejalan dengan hasil kajian Bank Dunia (World Bank) terhadap 15.000 UMKM Indonesia. Pada survei terpisah,  UMKM terbukti mampu menyehatkan bisnisnya lewat e-commerce.

“UMKM yang telah menggunakan e-commerce pulih lebih cepat dibandingkan dengan UMKM yang belum memanfaatkan e-commerce,” tulis laporan INDEF.

Zulhas juga menerangkan bahwa aktivitas bisnis UMKM akan terus berkembang saat merambah digital. Pola perdagangan yang saling melengkapi. Di sisi lain pemerintah akan terus mengatur tata kelola bisnis agar berkesinambungan, termasuk mengendalikan impor.

“Kalau barang impornya banjir, pelaku UMKM menjadi kalah dan tertekan. Untuk itu, pemerintah mengembalikan sistem pengawasan di luar kawasan pabean atau post-border menjadi pengawasan di kawasan pabean atau  border. Jadi, barang impor akan diperiksa kelengkapannya,” ungkap Zulhas.

(wep)

No more pages