Atas sentimen tersebut, para pelaku pasar melihat 86% peluang Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan pada bulan depan, naik tajam dari sebelumnya 72,9% peluang pada Jumat kemarin.
“Investor tidak menyukai suku bunga tinggi karena akan memberi tekanan atas harga saham dan harga instrumen investasi lain. Suku bunga tinggi juga membuat lebih mahal bagi korporasi dan rumah tangga untuk meminjam uang yang dapat berujung pada perlambatan aktivitas ekonomi,” tulis riset tersebut.
Komentar dari pejabat Federal Reserve makin memperkuat spekulasi bahwa Bank Sentral tersebut menuju keputusan untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dilansir Bloomberg News.
Gubernur the Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bahwa kebijakan saat ini sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi menuju target 2%.
"Ini menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan telah mulai mengakui bahwa kecil kebutuhan untuk tindakan kenaikan lebih lanjut mengingat kondisi keuangan telah kencang secara signifikan setelah lonjakan imbal hasil Treasury baru-baru ini," kata Ben Jeffery dari BMO Capital Markets pada kesempatan terpisah.
(fad)