Logo Bloomberg Technoz

Rebound pasar surat utang di seluruh dunia masih berlanjut dengan indeks harga obligasi di pasar negara maju maupun negara berkembang naik. Yield US Treasury 2 tahun kembali di bawah 5%, sementara tenor 10 tahun makin terpapas 15,6 bps ke kisaran 4,64%.

Semengat itu menular pula ke pasar surat utang domestik dengan yield SUN di semua tenor kemarin mencatat penurunan. Namun, animo pelaku pasar di pasar primer merosot drastis dengan nilai permintaan dalam lelang sukuk kemarin anjlok lebih dari 60%. 

Asing terlihat mengurangi posisi di SBN dengan terakhir menguasai sekitar Rp818,62 triliun per 9 Oktober lalu, sedikit naik setelah empat hari berturut-turut membukukan posisi jual bersih.

Hari ini, lelang instrumen tenor pendek Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) akan dilangsungkan. Bila sentimen positif pasar global hari ini bisa memberikan optimisme lebih besar bagi pasar domestik, ada peluang permintaan di lelang akan cukup besar dengan tawaran yield menarik. 

Sementara nanti malam, pelaku pasar akan menanti rilis data inflasi harga produsen (PPI) Amerika, juga data pengajuan kredit perumahan.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi melemah dengan koreksi terbatas di area Rp15.745-Rp15.774/US$.

Sementara trendline garis merah pada time frame daily menjadi resistance potensial Rp15.708/US$. Kemudian, target penguatan optimis selanjutnya adalah ke level Rp15.655/US$

Selama nantinya nilai rupiah masih bertengger di atas Rp15.710/US$, maka masih ada potensi melanjutkan pelemahan di tren negatif, membentuk lower low.

Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp15.680/US$ dalam tren jangka pendek, nilai rupiah berpotensi menguat hingga menuju Rp15.610/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 11 Oktober (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

-- dengan bantuan M. Julian Fadli.

(rui)

No more pages