Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) dalam Rapat Dewan Gubernur pada Kamis (16/2), sesuai dengan ekspektasi konsensus. Dengan keputusan ini, BI7DRRR tetap berada di level 5,75%, dengan deposit facility dan lending facility masing-masing tetap 5% dan 6,5%.

Ini merupakan pertama kalinya Bank Indonesia menghentikan kenaikan suku bunga setelah menaikkannya secara berturut-turut dalam 6 bulan terakhir. Sejak pertama kali menaikkan suku bunga pada Agustus 2022, suku bunga Bank Indonesia telah naik 225 bps (2,25%). 

Keputusan BI untuk menyetop kenaikan suku bunga didorong oleh mulai terkendalinya laju inflasi. Keputusan ini pun sebenarnya telah disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam wawancara dengan Bloomberg pada akhir Januari 2023.

Perry menegaskan stance kebijakan moneter suku bunga acuan yang ditahan karena kondisi ekonomi yang memadai.

Ia mengatakan bahwa kebijakan moneter suku bunga BI selalu didasarkan dari perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Inflasi inti dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan pertumbuhan perekonomian ke depannya.

"Dengan dasar inflasi inti menurun lebih cepat dan lebih rendah dari yang kami perkirakan, inflasi inti dan IHK dibawah 4%, kami memandang suku bunga BI rate memadai dalam arti tidak diperlukan suatu kenaikan suku bunga lagi. Itu stance kami," katanya dalam konferensi pers usai RDG, Kamis (16/2/2023).

Pada kesempatan yang sama, ia menyampaikan bahwa IHK pada Januari 2023 tercatat rendah 0,34% (mtm) atau 5,28% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,51% (yoy). Penurunan inflasi didorong oleh inflasi inti dan administered prices yang menurun serta inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) yang terjaga

Perkembangan ini sebagai dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam mengendalikan inflasi dengan didukung pengendalian inflasi volatile food melalui GNPIP. 

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023. 

(krz/evs)

No more pages