Sebelumnya, ID Food juga telah melaksanakan penugasan impor. Adapun realisasinya sebesar 97 ribu ton gula yang 90% berasal dari India dan 10% dari Thailand.
Namun, ID Food kemungkinan besar tidak akan kembali melakukan penugasan impor dari India dan Thailand. Sebab, terdapat kebijakan pembatasan ekspor yang dilakukan oleh untuk menjaga pasokan dalam negeri. India misalnya, negara produsen gula terbesar ke dua di dunia itu telah memutuskan untuk tidak mengekspor gula sampai tahun depan. Sementara kuantitas ekspor gula yang dilakukan Thailand, biasanya tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Selain itu, Frans mengatakan, terdapat kemungkinan lonjakan harga gula dalam waktu dekat seiring musim giling tebu yang akan segera berakhir.
Sehingga, importasi gula perlu segera direalisasikan secepat mungkin, khususnya untuk menghadapi kebutuhan saat hari besar keagamaan nasional (HBKN) yang berlangsung lebih cepat, yakni pada awal April 2024.
“Setelah musim giling gula ini berakhir mungkin harga bakalan naik, dan terutama kita harus antisipasi buat persiapan HBKN puasa dan lebaran di tahun depan datangnya lebih cepat di awal april sudah HBKN dan lebaran,” tutupnya.
(dov/ain)