Adapun salah satu upaya yang dilakukan adalah menarik penumpang melalui tarif promo tiket penerbangan. Maria mencontohkan, tarif tiket dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (DPS) dijual paling murah dengan harga Rp700 ribu, sementara harga dari KJT ke DPS dijual paling murah Rp600 ribu. Dengan kata lain, terdapat selisih harga Rp100 ribu.
Selain itu, Kemenhub juga telah menerbitkan perizinan pelaksanaan penetapan rute penerbangan (PPRP) untuk periode 29 Oktober 2023 hingga 30 Maret 2024 sebanyak 8 rute penerbangan niaga berjadwal dalam negeri yang dioperasikan dengan pesawat Jet.
Terakhir, upaya yang juga dilakukan adalah membangun integrasi antarmoda melalui angkutan jalan. Adapun Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat juga telah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan diantaranya yaitu dengan pengelola bandara, pemerintah daerah dan sejumlah perusahaan angkutan jalan, untuk menyiapkan dukungan angkutan antarmoda dari dan ke Bandara KJT.
“Saat ini telah disiapkan angkutan antarmoda dengan 12 perusahaan otobus (PO), yaitu sebanyak 108 kendaraan dan total kapasitas mencapai 2.300 kursi,” kata Plh Direktur Angkutan Jalan Iman Sukandar.
Iman menjelaskan, dengan telah beroperasinya tol Cisumdawu, angkutan antar moda Bandara KJT memiliki sejumlah keunggulan yaitu lebih dekat, lebih cepat dan lebih murah, jika dibandingkan perjalanan dari Bandung ke Bandara Soekarno Hatta atau Halim.
“Operator angkutan antarmoda siap memberikan promosi tarif pada awal pemindahan Bandara BDO ke KJT yaitu pada Oktober s.d Desember 2023,” katanya.
dari Bandung ke Bandara KJT harga normalnya Rp100 ribu menjadi Rp80 ribu dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Sementara untuk taksi Blue Bird akan memberikan diskon hingga Rp50 ribu dari total tarif berdasarkan jarak yang ditempuh.
(dov/ain)