Bloomberg Technoz, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat marak dana pensiun atau dapen BUMN sakit.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, salah satu pemicu kondisi tersebut adalah, ketidakmampuan dapen BUMN mengelola portofolio investasinya dengan baik.
Tak jarang, imbal hasil yang dihasilkan dari investasi itu rendah. "Kinerja investasi dana pensiun lebih rendah dari tingkat bunga aktuaria," ujar Ogi, dikutip Selasa (10/10/2023).
Dapen BUMN juga kerap menghadapi isu profesionalisme. Banyak pengelolaan dapen BUMN yang tidak sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Saat ini, OJK berkordinasi dengan Kementerian BUMN terkait dana pensiun (dapen) BUMN sakit. Terlebih, saat ini ada empat dapen BUMN yang kembali terndikasi bermasalah.
"Perbaikan pengelolaan dapen BUMN akan menjadi perhatian," kata Ogi.
OJK meminta pendiri dapen BUMN untuk menyapaikan rencana perbaikan pendanaan dan pelunasan uang iuran. OJK juga melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN dalam rangka perbaikan pengelolaan, serta perbaikan kondisi pendanaan dapen BUMN.
“Kami kemudian meminta pengurus dapen untuk mengevaluasi portofolio investasi dapen dan meningkatkan kinerja investasinya,” ujarnya.
(mfd/dhf)