Akan tetapi, Noor mengaku sampai saat ini belum berkoordinasi dengan Pertamina maupun KKKS swasta yang beroperasi di dalam negeri untuk membahas antisipasi harga minyak terhadap produksi di hulu migas nasional, berikut imbasnya ke harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat ritel.
“Iya, ini harga naik ya. Baru tadi pagi kami dengar itu. Belum [dibahas dengan Pertamina maupun KKKS lain]. Ini kan ada oil price naik, nanti cek dahulu,” kata Noor, seraya menambahkan Kementerian ESDM juga belum menerima laporan atau keluhan dari perusahaan migas di dalam negeri terkait dengan imbas penguatan harga minyak tersebut.
Per Selasa (10/10/2023) pagi, harga minyak jenis Brent ada di US$ 88,01/barel, turun 0,16% dari hari sebelumnya. Kemarin, Brent ditutup di US$ 88,15/barel, melesat 4,22% sekaligus menjadi kenaikan yang tertinggi sejak 4 Oktober.
Minyak jenis Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) hari ini bertengger di US$ 86,21/barel, turun 0,2%. Kemarin, WTI menutup perdagangan di posisi US$ 88,36/barel, melonjak 4,34% dan juga menjadi yang tertinggi sejak 4 Oktober.
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal memperkirakan anomali harga minyak akibat sentimen konflik Israel-Hamas kemungkinan hanya akan bergerak di rentang US$85—US$90 per barel, tidak akan seagresif reli kenaikan pada kuartal III-2023.
“Kedua negara bukan produsen utama minyak sehingga pengaruh terhadap harga minyak tidak signifikan. Namun, potensi lonjakan harga minyak akan terjadi jika konfliknya meluas ke negara-negara sekitar, seperti Iran, Irak, dan lainnya; dan jika [perang] berkepanjangan,” ujarnya, Selasa (10/10/2023).
Menurut laporan SKK Migas, realisasi investasi hulu migas per semester I-2023 baru mencapai US$5,7 miliar, terpaut jauh dari target paruh pertama tahun ini senilai US$7,4 miliar. Adapun, target investasi hulu migas sepanjang 2023 dipatok senilai US$15,54 miliar.
Namun demikian, capaian investasi hulu migas pada semester I-2023 masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang senilai US$4,7 miliar.
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi
(wdh)