1. Apa itu Hamas?
Hamas adalah sebuah gerakan keagamaan, sosial, dan politik Islam yang didirikan pada tahun 1987 selama pemberontakan Palestina pertama melawan pendudukan Israel. Hamas kemudian mendapatkan ketenaran karena kampanye bom bunuh diri dan serangan lain yang menewaskan ratusan warga Israel dan berujung pada pembangunan penghalang pemisah Israel di Tepi Barat.
Hamas pada awalnya mendapatkan popularitas di kalangan warga Palestina dengan mendirikan jaringan badan amal yang menangani kemiskinan serta kebutuhan perawatan kesehatan dan pendidikan.
2. Bagaimana Hamas Berkuasa?
Gerakannya melawan korupsi di Otoritas Palestina — yang dipimpin Fatah, yang bertugas mengelola pemerintahan mandiri Palestina yang terbatas di bawah berbagai perjanjian dengan Israel, menyebabkan kemenangan bagi Hamas dalam pemilihan tahun 2006.
Namun Fatah dan sekutunya menolak untuk berbagi pemerintahan dengan Hamas, dan donor asing menghentikan bantuan karena kelompok itu menolak untuk mengakui Israel atau perjanjian damai yang ada. Dengan kondisi ekonomi yang memburuk, Hamas menguasai Jalur Gaza dalam pertempuran berdarah dengan Fatah pada tahun 2007.
Pasukan Israel telah mundur dari wilayah yang miskin dan padat penduduk itu dua tahun sebelumnya tetapi mempertahankan kontrol, bersama dengan Mesir, atas perbatasannya dan atas sebagian besar Tepi Barat. Wilayah itu memiliki kepentingan strategis dan agama yang lebih besar bagi Israel.
Meskipun merupakan kelompok Muslim Sunni, Hamas telah menerima dukungan dari kekuatan Syiah Muslim Iran, yang juga menentang perdamaian Palestina dengan Israel.
3. Bagaimana Sejarah Hamas dan Israel?
Pada pertengahan 2017, Hamas merilis sebuah manifesto di mana, untuk pertama kalinya, mereka menerima tujuan Fatah untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, daripada keseluruhan tanah yang menjadi Israel pada tahun 1948.
Namun, kelompok itu masih menolak untuk mengakui Israel dan terus merangkul perjuangan bersenjata. Pemerintah Israel pada saat itu — yang kemudian dipimpin seperti sekarang oleh Perdana Menteri — menolak perubahan pada piagam Hamas tersebut.
Selama Hamas menguasai Jalur Gaza, mereka telah bertempur dalam sejumlah konfrontasi militer besar dan kecil dengan Israel sebelum yang terjadi saat ini. Militer Israel telah berulang kali menghancurkan infrastruktur Hamas dan menewaskan ribuan orang.
4. Mengapa Hamas Menyerang Israel Sekarang?
Secara keseluruhan, Hamas mungkin memilih untuk menyerang sekarang karena berbagai alasan, termasuk:
- Menggagalkan kesepakatan normalisasi potensial antara Israel dan Arab Saudi.
- Mengeksploitasi pertikaian di dalam negeri Israel atas reformasi peradilan.
- Menanggapi kekerasan terhadap pemukim Israel di Tepi Barat.
- Untuk menandai peringatan 50 tahun perang Arab-Israel 1973.
Serangan Hamas juga dapat dilihat sebagai upaya untuk menegaskan kembali kepemimpinan kelompok tersebut di kalangan warga Palestina dan untuk meningkatkan posisinya dalam negosiasi perdamaian di masa depan.
5. Mengapa Hamas Menyandera Tentara dan Sipil Israel?
Salah satu aspek serangan yang paling berani adalah penangkapan puluhan tentara dan warga sipil Israel oleh pejuang Palestina. Penyanderaan ini akan menyentuh saraf emosional di Israel dan mempersulit respons negara tersebut.
Pasukan militer Israel yang mencoba merebut kembali kendali sejumlah wilayah dari militan tersebut diperlambat oleh kehadiran sandera dan warga sipil yang hilang.
Adapun saat angkatan udara Israel menggempur Gaza setelah serangan itu, kehadiran sandera di jalur yang sangat padat penduduk akan menambah risiko.
Meskipun Hamas belum menjelaskan strateginya, ketika Hamas menangkap tentara Israel di masa lalu, Hamas telah menggunakan mereka sebagai cara untuk mengamankan pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Mediator Qatar terlibat dalam kontak mendesak dengan pejabat Hamas untuk mencoba menegosiasikan pembebasan wanita dan anak-anak Israel yang disandera dalam serangan itu dengan imbalan 36 wanita dan anak-anak Palestina yang dipenjara di Israel.
6. Bagaimana Sejarah Penyanderaan?
Beberapa konflik baru-baru ini dipicu oleh penculikan atau pembunuhan segelintir orang Israel. Pada tahun 2006, penangkapan dua tentara Israel oleh kelompok Hizbullah Lebanon, yang juga didukung oleh Iran, di daerah perbatasan yang disengketakan memicu konflik selama 34 hari.
Lebih dari 1.200 warga Lebanon dan 165 warga Israel tewas dalam konflik itu, yang meratakan seluruh lingkungan dan merusak infrastruktur.
Pada tahun 2011, untuk membebaskan tentara Gilad Shalit dari Gaza, Israel membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya kemudian melakukan serangan mematikan terhadap warga Israel.
Dan pada tahun 2014, penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat oleh orang-orang bersenjata Hamas menyebabkan perang 50 hari yang menghancurkan Gaza. Sebanyak 71 warga Israel dan 2.251 warga Palestina tewas sebelum Mesir menengahi gencatan senjata.
Pengambilan sandera oleh Hamas adalah tindakan yang kontroversial dan berbahaya, tetapi ini telah menjadi bagian dari strategi mereka selama bertahun-tahun.
(bbn)