Logo Bloomberg Technoz

Akayla Gardner dan Kitty Donaldson-Bloomberg News

Bloomberg, Dunia akan membahas etika dan pedoman dalam teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Inggris, di mana Amerika mengirimkan wakil presidennya Kamala Harris. Hal ini disampaikan sumber yang tahu keputusan tersebut.

Pertemuan yang membahas masa depan AI berfokus pada apa yang disebut pagar pembatas produksi teknologi komputasi besar. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memuji pertemuan, sekaligus berharap negaranya dapat membentuk lembaga pengawas AI untuk dunia usai lewatannya Juni ke Gedung Putih.

Dilansir Bloomberg News, kehadiran Harris akan membantu meningkatkan profil pertemuan tersebut.

Kamala,  yang sebelumnya mewakili Silicon Valley sebagai senator dari California, telah memainkan peran sentral dalam upaya Amerika untuk mengatur teknologi dunia.

Pemerintahan Biden diperkirakan akan mendorong pedoman tambahan untuk perusahaan-perusahaan AI dalam beberapa minggu mendatang.

Pernyataan Harris mungkin seputar pembuatan aturan hingga memastikan AI tidak memberikan dampak atau merugikan bagi pekerja dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Hal yang terus menjadi fokus di dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Juli, wakil presiden AS ini mengumpulkan para pemimpin hak-hak sipil dan tenaga kerja untuk membahas risiko hilangnya pekerjaan dan melahirkan sebuah bias informasi.

Seorang pejabat Gedung Putih menolak berkomentar mengenai perjalanan wakil presiden tersebut.

Pertemuan November, di mana  pemerintah Inggris bertindak sebagai tuan rumah, akan dihadiri oleh banyak politisi, akademisi, dan pakar teknologi. Pertemuan bertempat di Bletchley Park - tempat para pemecah kode, termasuk Alan Turing bekerja selama Perang Dunia II. 

Sekitar seratus orang diperkirakan akan menghadiri pertemuan ini, menurut Matt Clifford, perwakilan Sunak yang membidangi teknologi  AI. Clifford mengatakan bahwa daftar tamu yang terbatas dimaksudkan untuk mendorong “hasil yang substantif.” 

Kehadiran wakil presiden yang diharapkan sebelumnya dilaporkan oleh Reuters.

Wakil Presiden AS Kamala Harris. (Dok: Bloomberg)

Beberapa pendukung AI berpendapat bahwa teknologi ini dapat menghilangkan bias. Untuk pihak lain memperingatkan bahwa teknologi AI dapat meningkatkan diskriminasi melalui pengembangan algoritma yang tidak inklusif.

Beberapa kasus telah dilaporkan di seluruh Amerika tentang perangkat software yang digunakan polisi salah mengidentifikasi kemiripan warga berkulit berwarna sebagai tersangka kejahatan. Teknologi ini menjadi penyebab aksi salah tangkap.

Pengembangan teknologi AI juga telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perangkat software dapat menggantikan pekerjaan secara massal. Pemogokan 148 hari yang dilakukan oleh serikat penulis televisi berakhir dengan kesepakatan dengan Aliansi Produser Film dan Televisi untuk melarang studio menggunakan kecerdasan buatan atau teknologi AI dalam pekerjaan menulis atau menulis ulang materi.

Kontrak mereka mengizinkan penggunaannya hanya di bawah persyaratan yang disepakati bersama antara penulis dan studio.

Para pemimpin dunia menegaskan komitmen untuk mengatur AI selama Sidang Umum PBB di New York bulan lalu. 

“Kita harus memastikan bahwa AI digunakan sebagai alat untuk menciptakan peluang, bukan sebagai senjata penindasan," ujar Biden dalam pidatonya.

(bbn/wep)

No more pages