Waskita Kesulitan Bayar Utang, Alarm Meraung di BUMN Karya
Ruisa Khoiriyah
16 February 2023 15:37
Bloomberg Technoz, Jakarta - Tumpukan utang BUMN menyusul proyek infrastruktur yang ambisius di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun terakhir, mulai menunjukkan tanda-tanda yang meresahkan. Salah satu perusahaan konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) meminta penundaan pembayaran obligasi pada para kreditur untuk utang yang jatuh tempo pada 23 Februari hingga 16 Juni 2023.
Nilai utang Waskita yang jatuh tempo bulan ini mencapai US$ 151 juta atau setara Rp 2,3 triliun. Perusahaan konstruksi terbesar milik pemerintah yang tercatat di bursa saham itu meminta dukungan investor untuk langkah restrukturisasi utang dalam pertemuan pemegang obligasi pada 16-17 Februari ini.
Buntut dari permintaan penundaan pembayaran utang jatuh tempo itu, saham WSKT disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (16/2/2023). Posisi terakhir harga WSKT adalah di Rp 348 per saham. Sejak melantai di BEI pada akhir 2012, WSKT pernah melambung hingga ke posisi tertinggi Rp 2.950 per saham pada 25 Februari 2018.
Mengutip laporan keuangan kuartal III-2022, total utang bank yang ditanggung oleh Waskita mencapai Rp 47,4 triliun sedangkan total kewajiban sebesar Rp 82,4 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) perusahaan ini mencapai 470% atau 4,7 kali. Artinya, beban utang Waskita mencapai hampir lima kali nilai ekuitasnya. Pada 2021, emiten berkode WSKT ini telah merestrukturisasi utang bank senilai Rp 29 triliun dan meminta suntikan modal baru pada pemerintah.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, restrukturisasi utang Waskita dibutuhkan supaya perusahaan bisa bernafas. "Agar mereka [WSKT] bisa bernafas. Mereka [WSKT] perlu penangguhan utang terlebih dulu," kata Kartika, seperti dikutip Bloomberg News, Kamis (16/2/2023).