OJK membuka kontak layanan kepada masyarakat, jika mengalami kendala ke OJK 157 atau melalui nomor WhatsApp 081 157 157 157, juga email konsumen@ojk.go.id.
Situs OJK down terjadi 2 Oktober 2023, petang hari dan diakui oleh lembaga tersebut lewat pengumumannya di media sosial. Kepala Departemen Edukasi, Literasi dan Komunikasi OJK, Aman Santosa kemudian menyatakan, “Sehubungan dengan adanya gangguan pada layanan sistem informasi OJK, bersama ini kami informasikan bahwa sedang dilakukan proses pemulihan layanan.”
Pakar keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya pada pernyataan menyebutkan berdasarkan ciri gangguan situs, besar perulang sistem OJK mendapatkan serangan siber. “Sangat tinggi keyakinan kalau ini ransomware,” ucap Alfons, apalagi jika membandingkan dengan skema runtuhnya sistem Bank BSI yang terjadi beberapa bulan lalu.
“Ini mengingatkan pada kasus BSI yang down berhari-hari lalu mengaku maintenance system. Tetapi akhirnya terbukti kalau diserang ransomware,” Alfons menegaskan.
Dalam perkembangannya Teguh Aprianto, pakar keamanan siber memastikan serangan siber pada sistem OJK merupakan Royal Ransomware dari kelompok hacker Blacksuit. “Setelah konfirmasi ke internal OJK, confirmed,” dalam postingan di platform X (dulu bernama Twitter).
Pengamat IT dari ICT Institute Heru Sutadi juga mendapatkan informasi bahwa sistem OJK telah diserang oleh penjahat siber jenis ransomware. Penyerangan yang harus ditindaklanjuti secara hati-hati.
“Tidak bisa kita anggap sepele, jadi harus ada upaya-upaya komprehensif untuk menelisik apakah ransomware ataupun termasuk peretasan terhadap situs OJK terjadi,” kata dia.
“Karena betapapun dalam beberapa tahun terakhir ini kan begitu banyak perbankan yang terkena serangan peretasan yang berakhir pada ransomware dan ketika tebusannya tidak diberikan data-datanya kemudian dijual di dark web ataupun mungkin disebar,” Heru menegaskan.
Penyerangan Siber Berulang Tanpa Solusi Pasti
Berkaca pada banyaknya upaya serangan siber kepada situs ataupun sistem perusahaan keuangan ataupun lembaga pemerintahan yang memiliki database berjumlah besar, perlu ada solusi konkrit. Pasalnya tidak tampak upaya serius.
“Persoalan keamanan siber keamanan data ini harus menjadi perhatikan kita semua, karena kejadiannya sudah berulang ulang dan tanpa ada penyelesaian ataupun solusi yang memang memberikan rasa percaya kepada masyarakat bahwa sistem keamanan siber, keamanan data di perbankan kita di sektor keuangan kita, aman,” pandangan Heru.
Menurut dia penyelidikan harus dilakukan. Pasalnya ekonomi digital memerlukan rasa percaya dari pada penggunanya. Jangan memakai alibi sistem sedang pemeliharaan, padahal faktanya terjadi serangan siber.
“Karena biasanya memang beralasan ada pemeliharaan segala macam, tapi biasanya pemeliharaan dilakukan pada malam hari. Jam 2, jam 4 pagi dan sangat jarang dilakukan pada siang hari. Ataupun hari hari kerja dimana terjadi proses transaksi yang begitu besar,” papar dia.
“Situs OJK ini tentu merupakan situs tidak main-main karena OJK menjadi hub jasa keuangan di indo sehingga apa yang menyerang OJK ini harus dicari penyebabnya apa,” ungkap Heru kepada Bloomberg Technoz.
(wep)